THE THEOLOGY OF THE DAY OF
THE LORD
OLEH: VESDI SANDA
Pendahuluan
Frasa
“hari Tuhan” biasanya menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir
dari sejarah (Yesaya 7:18-25) dan sering diasosiasikan secara dekat dengan
frasa “hari itu.”[1] Frase “hari
Tuhan” merupakan analogi untuk merepresentasikan kemahatahuan dan kemahakuasan
Allah atas ruang dan waktu, dimana dalam kesemuanya itu Allah bertahta. Frasa “hari Tuhan” digunakan sembilan belas kali dalam
Perjanjian Lama (Yesaya 2:12; 13:6, 9; Yehezkiel 13:5; 30:3; Yoel 1:15, 2:1,11,
31; 3:14; Amos 5:18, 20; Obaja 15, Zefanya 1:7-14; Zakharia 14:1; Maleakhi 4:5)
dan empat kali dalam Perjanjian Baru (Kisah 2:20; 2 Tesalonika 2:2; 2 Petrus
3:10). Hal ini juga disinggung dalam bagian-bagian lainnya (Wahyu 6:17; 16:14).
Bagian-bagian
Perjanjian Lama yang berhubungan dengan hari Tuhan sering kali mengandung makna
kesegeraan dan pengharapan: “Merataplah, sebab hari TUHAN sudah dekat!” (Yesaya
13:6); “Hari itu sudah dekat, hari TUHAN sudah dekat” (Yehezkiel 30:3);
“Sungguh, hari TUHAN sudah dekat,” (Yoel 1:15); “Biarlah gemetar seluruh
penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;” (Yoel
2:1); “Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN
di lembah penentuan!” (Yoel 3:14); “Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala
bangsa” (Obaja 1:15); “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN
sudah dekat” (Zefanya 1:7); “Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah dekat
dan datang dengan cepat sekali!” (Zefanya 1:14). Hal ini dikarenakan “hari
Tuhan” dalam Perjanjian Lama sering berbicara mengenai penggenapan yang dekat
dan jauh, sama halnya dengan nubuatan Perjanjian Lama.[2]
Ada kalanya dalam Perjanjian Lama di
mana “hari Tuhan” digunakan untuk menggambarkan penghakiman bersejarah yang
terlah digenapi dalam pengertian tertentu (Yesaya 13:6-22; Yehezkiel 30:2-19;
Yoel 1:15; 3:14; Amos 5:18-20; Zefanya 1:14-18), sementara pada waktu lainnya
istilah ini merujuk pada penghakiman illahi yang akan terjadi menjelang
berakhirnya zaman (Yoel 2:30-32; Zakharia 14:1; Maleakhi 4:1, 5).
Selain
merupakan saat penghakiman, itu juga akan merupakan saat penyelamatan ketika
Allah membebaskan sisa-sisa Israel, menggenapi janjiNya bahwa “seluruh Israel
akan diselamatkan” (Roma 11:26), mengampuni dosa mereka dan memulihkan
orang-orang pilihanNya ke tanah yang dijanjikannya kepada Abraham (Yesaya
10:27; Yeremia 30:19-31, 40; Mikah 4; Zakharia 13).[3]
Hasil terakhir dari hari Tuhan adalah
“Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan;
hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu” (Yesaya 2:17). Penggenapan utama atau yang paling akhir dari
nubuat-nubuat mengenai “hari Tuhan” akan terjadi pada akhir dari sejarah ketika
dengan kuasa yang ajaib Allah akan menghukum kejahatan dan menggenapi semua
janjiNya.
Konsep
Hari Tuhan Menurut Kaiser
Hari Tuhan adalah
subjek yang terlalu rumit untuk dibahas secara singkat, sebab para nabi
menganggapnya sebagai topik yang paling berkaitan dengan pelayanan dan
penulisan mereka. Namun bukan
penggambaran yang samasekali tak bisa diuraikan.[4]
Hari itu adalah saat ketika Allah
menghukum orang fasik sebagaimana tak pernah terjadi sebelumnya dan sekaligus
menggenapkan penyelamatan pembebasan bagi yang ditebus. Tuhan akan datang untuk "menghakimi
dunia" (Mazmur 9:9; 96:13; 98:9). Pada hari itu "TUHAN akan menjadi
Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya
satu-satunya" (Zakharia 14:9).
Kaiser memberikan lima
tema teologis mengenai hari Tuhan ini yaitu:[5]
·
“Tema teologis pertama
dari hari Tuhan melibatkan penghakiman yang agung untuk seluruh bangsa dan
Negara. Ini akan menjadi suatu masa
penghitungan, penambahan, dan yang pasti penghakiman.”
·
“Tema yang kedua, Hari Tuhan
mendeklarasikan harinya YHWH, “Yom Yahweh”
sebagai hari dimana kekuasaan Tuhan ditunjukkan dan didemonstrasikan di depan
Alam dan segala bangsa.”
·
“Tema yang ketiga, di
hari itu dan masih terhubung dengan peristiwa lainnya akan terjadi curahan Roh
Kudus besar-besaran atas segala umat Tuhan. Tema ini ditemukan di dalam penglihatan Yoel
2:28-32. Bukan hanya sekedar curahan,
namun akan seperti “hujan” Roh Kudus.”
·
“Keempat, waktu ketika
sebuah panggilan umum semua bangsa akan keluar dan melawan bangsa Israel untuk
menggoncangkan pemahaman Yahudi. Hal ini
akan diijinkan oleh Allah, dan diresponi oleh semua bangsa di muka Bumi. Seperti yang telah di ketahui. Mereka akan berkata, “marilah kita
menggoncangkan pemahaman bangsa Yahudi sekali untuk selamanya. Tetapi Allah akan datang nanti sebagai hakim
atas semua bangsa, dan akan menyelamatkan orang Israel pada hari itu.”
·
“Tema kelima dalam
pembelajaran hari ini ialah hasil akhir dari Hari Tuhan di tanah Sion yang
sudah di pulihkan, di mana Tuhan akan berdiam di tengah-tengah bangsa
Israel. Ini jelas terlihat seperti
doktrin janji yang sudah berulang kali “dinyatakan. “Aku akan menjadi Allahmu
dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengah kamu."
Dalam Kitab Obaja
Konsep hari Tuhan dalam
kitab Obaja berhubungan dengan penghukuman kepada bangsa Edom.[6] Karena kesombongan Edom, (1-9) dan tindakan yang kejam terhadap Yakub
adiknya (10-14), maka ia akan menerima perlakuan yang sama seperti
bangsa-bangsa penyembah berhala pada Hari Tuhan itu (15-21). Sama seperti orang Amalek yang melambangkan
lawan kerajaan Allah dengan tindakan pasukan mereka yang kejam terhadap
orang-orang Israel ketika mereka dalam perjalanana melalui padang gurun (Kel
17:8-15); Ul 25:17-19), demikian juga Edom menggambarkan hal itu. Edom mengolok-olok dan bersukacita atas
“milik pusaka” Yahweh, yaitu keturunan Israel, ( Yeh 35:25), berarti
mengolok-olok dan menantang YHWH sendiri, karena ia telah mengikatkan diri-Nya
kepada bangsa Israel. (Ulangan
4:33). Jadi, Edom tidak akan lolos dari
penghukuman ialahi yang sudah dekat itu, yang juga akan menimpa semua bangsa.
Mengenai
penggenapan nubuat ini, Obaja menggabungkan dalam suatu gambaran apa yang oleh
sejarah dibagi menjadi masa-masa dan peristiwa yang berbeda-beda. Yudas Makabe, Yohanes Hirkanus, Aleksander
Janeus, dan Zelot berlawanan dengan penguasa Romawi, mendatangkan kematian bagi
orang Edom. Tetapi itu hanya merupakan
sebagian dari janji tentang kemenagan akhir dari Allah melawan semua bangsa
yang kejam. Dengan demikian, hari Tuhan
berlangsung sepanjang sejarah kerajaan Allah, sehingga hari tersebut muncul
dalam setiap penghukuman tertentu sebagai petunjuk tentang penggenapan
lengkapnya yang sudah dekat.[7]
Dalam Kitab Yoel
Hari Tuhan merupakan tema yang menonjol
dalam kitab Yoel. Pada hari Tuhan Israel
akan mengalami pencurahan Roh Allah yang belum pernah terjadi sebelumnya Yoel
2:28-29). Tuhan juga akan melakukan
intervensi secara adikodrati untuk melindungi umat-Nya dari bangsa-bangsa musuh
(Yl. 2:32; 3:16).[8]
Kitab Yoel meramalkan perkara-perkara
besar bagi umat Allah.[9] Penglihatan Yoel memperhatikan masa depan
yang segera dan dan kejadian-kejadian selanjutnya terkait dengan hari
Tuhan. Setelah menyakinkan bangsa Israel
bahwa hukuman telah dihindarkan (YL. 2:20), Tuhan berjanji akan memulihkan
hasil-hasil pertanian yang hancur oleh tula belalang ( Ayat 19, 21-26). Sebagaimana perbuatan-perbuatan besar
terdahulu, demikian juga demonstrasi kuasa ilahi yang baru ini akan menyatakan
kehadiran Allah dan memperlihatkan keunggulan-Nya di tengah-tengah umat-Nya
atas semua yang dianggap sebagai Allah(Yl. 2:27).
Alasan bagi nubuat Yoel
adalah bencana mengerikan berupa serangan belalang yang diikuti dengan
kekeringan yang parah.[10] Keduanya merupakan pertanda dari hari Tuhan
yang dasyat dan menakutkan. Meskipun
sudah hampir terlambat, tetapi masih ada kesempatan untuk bertobat. Tetapi pertobatan itu harus merupakan
pertobatanyang tulus dari hati atas dosa mereka dan juga mengalami perubahan
hidup (Yl. 2:12-13).
Ketika bangsa itu
menanggapi penyesalan mereka dengan berpuasa, menangis dan berdoa (2:15-17)
maka Tuhan akan mengampuni dan berbelas kasihan kepada mereka. Tuhan menjawab doa mereka (ay. 18-19). Nada kitab ini menjadi terbalik dengan adanya
ayat 18, dimana sebelumnya dalam 1;1-2:17, dipenuhi dengan penghukuman. Namun sekarang harapan mendominasi ayat
selanjutnya. Perubahan semacam itu dapat
dihubungkan dengan dua fakta yaitu:[11]
[1]
Tuhan, Allah mereka “pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah
kasih setia (2:13b), dan bangsa itu bertobat [2] Bangsa itu bertobat dan mengoyakkan hati
(mereka) dan jangan pakaian (mereka) (ay. 13a).
Menanggapi pertobatan mereka, Allah berjanji memberkati mereka dalam dua
kelompok: [1] Berkat ayng segera terjadi
berupa tanah yang produktif (ay 9-27), [2]
Janji akan pencurahan Roh Allah atas semua manusia pada waktu yang akan
datang. Jadi, berkat merupakan bagian isi
dari “hari” tersebut.
Penggambaran lain
tentang hari Tuhan dalam Kitab Yoel seperti yang terdapat dalam Kiotab
Obaja. Hari itu berupa “pemusnahan dari
yang maha kuasa” (1:15-16). Suatu hari
gelap gulita dan kelam kabut “berawan dan kelam pekat” (2:2). Suatu hari yang “hebat dan sangat dasyat.”[12]
Tetapi hari Tuhan itu
juga lebih dari sekedar penghukuman. Itu
merupakan hari kelepasan bagi semua orang yang mau berseru kepada nama Tuhan
(2:32), yang diiringi oleh tanda-tanda kosmos yang memberitakan kedatangan hari
Tuhan itu (ay 30-31). Dan sperti yang
telah dikatakan, hari itu diterangi dengan pencurahan Roh Allah atas semua
manusia (ay 28-29).
Secara ringkas, Boyd
menuliskan bahwa Yoel menyampaikan pandangan lipat tiga tentang hari Tuhan sebagai
berikut:
“Penglihatan tentang hari yang segerah pada waktu
tu, yaitu perkara-perkara yang ada atau yang dekat. Dalam penglihatan ini dilukiskan keadaan
orang-orang yang mendengar perkataanya pada zaman itu. Bencana belalang yang benar-benar terjadi
pada waktu itu sangat menyedihkan. Kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan oleh bencana dan musim kemarau yang menyertainya
diingatkan. Pasal 1:1-20.“hari” ini
mempunyai tahap yang kedua, rupanya suatu kunjungan hukuman dan kedasyatan yang
lebih hebat, sesuatu yang lebih dasyat daripada bencana belalang; yaitu
kedatangan bala tentara yang menyerang; yang bersifat adikodrati, sehingga
untuk melukiskan dan menerangkannya nabi Yoel memakai kiasan bencana belalang. Pasal 2:1-20.
Tahap ketiga “hari Tuhan” ialah hukuman akhir yang membuka jalan untuk
menegakkan kekuasaan ilahi yang mutlak pasal 3:1-21. Diantara bagian-bagian ini, Yoel menyisipkan
dua panggilan kepada pertobatan (1:13,14; 2:12-17), dan janji tentang kemurahan
dan berkat Allah sebagia akibat pertobatan mereka, tangan Allah akan berhenti
menyiksa mereka, dan akan ada kemakmuran jasmani dan pencurahan Roh pada akhir
zaman (2:18-32).”[13]
Waktu
Hari Tuhan
Para
nabi telah menekankan mengenai “hari Tuhan” sebanyak sepulu kali yaitu “qarob”, “sudah dekat”. Kata sifat ini, berarti “berada dekat”, “berada
di tangan”, “harus ditunda”, atau “ia adalah di depan pintu!” Hal yang menarik adalah bahwa sudah empat kali
pada abad ke Sembilan BC. Hari Tuhan ini
di sampaikan bahwa “menjadi dekat” (Obaja 15, 1:15 ; 2:1, 3:14).[14] Lalu nabi
Yesaya sama seperti Obaja dan Yoel, juga mengatakan bahwa “sudah dekat”
(Yesaya 13:6 ). Dalam abad berikutnya,
abad ketujuh SM, Zefanya juga mengatakan bahawa “Hari Tuhan” sudah dekat (1: 7,14). Kemudian Yehezkiel datang di abad berikutnya,
dan ia juga mengatakan bahawa “Hari Tuhan” sudah hampir tiba, ia sudah dekat
(30:3). Oleh sebab itu hari Tuhan
hendaknya di pahami dari konteks doktrin imminence.
Selain
itu, hari Tuhan juga merupakan peristiwa yang akan datang. Kata kerjanya adalah “ba'” di dalam bahasa Ibrani, yang bermaksud “ia datang.”[15]
Hari Tuhan akan datang, tetapi masih di
masa yang akan datang. Hari Tuhan
nampaknya adalah satu peristiwa yang berada dalam sejarah seperti yang telah
kita ketahui, atau beberapa peristiwa yang mendekati puncaknya pada hari
penghakiman.
Maka
Hari Tuhan adalah tema besar yang menyatukan semua pekerjaan Tuhan dalam
penghakiman dan menyimpulkan bekerja di masa depan. Ini adalah Hari Tuhan, apabila Allah
menyatakan dirinya sendiri dengan pekerjaan besar. Masa ini digambarkan sebagai tindakan
langsung dari Allah.
Hari Tuhan dalam Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru
Hari
Tuhan di dalam Perjanjian Lama
Konsep
“Hari Tuhan” di dalam Perjanjian Lama adalah ketika Tuhan berurusan dengan
Israel sebagai bangsa pilihannya, yang dibawah oleh Allah kedalam penderitan
dan bencana seperti kelaparan dan kekeringan atau beberapa bencana lainnya.[16] Tempoh ini memiliki permulaan dan akhir,
namun jelas sekali bahwa itu adalah jangka waktu yang lama.
Rujukan
di dalam Yesaya 2:12-21 menyatakan bahawa Allah akan memiliki suatu hari
penghakiman di mana Ia akan merendahkan orang yang sombong dan angkuh, akan
membinasakan berhala, dan akan memperkenalkan kengerian di dalam diri manusia
mengenai hukuman Allah. Yesaya 13 adalah
paling spesifik. Yesaya menulis:
“Hari
tuhan datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala,
untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya
orang-orang berdosa. Sebab
bintang-bintang dan gugusan-gugusan di langit tidak akan memancarkan cahayanya;
matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan
dirinya. Kepada dunia akan Ku balaskan
kejahatannya, dan kepada oran-orang fasik kesalahan mereka. Kesombongan orang-orang pemberani akan Ku
hentikan dan kecongkakan orang-orang yang gagah akan Ku patahkan. Aku akan membuat orang lebih jarang dari pada
emas tua, dan amnesia lebih jarang daripada emas ofir. Sebab itu aku akan membuat langit gemetar,
dan bumi pun akan begoncang dari tempatnya, padawaktu antara Tuhan semesta
alam, dan pada hari murkanya yang menyala-nyala. (Yes. 13:9-13, TBI).”
Gambaran
di sini hari Tuhan jauh melebihi apa yang terjadi di dalam Perjanjian Lama
tetapi sesuai dengan apa yang kitab Wahyu katakan bahwa “matahari dan bulan
menjadi gelap, dan tidak akan bersinar, sebagai tanda Tuhan mencurahkan hukuman
atas manusia” (Wah. 6:12-17). Kemudian
Yesaya merujuk ke penghakiman dan penghukuman terhadap orang fasik dan bencana
Alam dan terus menggambarkan hari Tuhan itu sebagai, "tahun pembalasan,
untuk menegakkan Sion" (Yesaya 34:7 8).
Nabi
Yoel adalah yang paling nyata pada penghakiman hari Tuhan. Setelah
menggambarkan tulah belalang dan pemusnahan tanaman mereka ia mengungkapkan
suatu ratapan mengenai:
“Wahai
hari itu ! Sungguh, hari Tuhan sudah
dekat, datang sebagai pemusnahan dari yang Maha Kuasa. Bukankah di depan mata kita sudah lenyap
makanan, sukacita dan sorak sorai dari rumah
Allah kita ? Biji-biji menjadi
kering di dalam tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas, rengkian-rengkiang
sudah runtuh, sebaab gandum sudah habis.
Betapa mengeluhnya hewan dan gempar kawanan-kawanan lembu, sebab tidak
ada lagi kawanan rumput baginya. Juga
kawanan kambing domba terkejut. Kepada-Mu
ya Tuhan, aku berseru, sebab api telah memakan habis tanah gembalaan di padang
gurun, dan nyala api telah menghanguskan
segalah pohon di padang. Juga
binatang-binatang di padang menjerit karena rindu kepada-Mu sebab wadi telah
kering dan apipun telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun”. (Yoel 1:15 -20, TBI)
Obaja
15 -17 menambahkan sebuah kata lebih lanjut, termasuk fakta bahwa akan ada
keselamatan hanya di Gunung Sion. Zefanya
1:7 -18 memperkatakan tentang hari Tuhan sebagai "hari kegemasan, hari
kesusahan dan kesulitan, hari kesesakan dan pemusnahan, hari kegelapan dan
kesuraman, hari kelam kabut dan hari peniupan sangkakala dan pekik tempur
terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjuru." Betapa mengerikannya penghakiman pada masa itu adalah lebih jauh
diterangkan dalam Zefanya 1:17 -18.
Ringkasnya,
di dalam Perjanjian Lama “hari Tuhan” adalah sebuah periode langsung
penghakiman Allah atas orang-orang fasik, beberapa dari yang telah digenapi di
dalam Perjanjian Lama. Tetapi
nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama lebih jau lagi adalah sesuatu digenapi
kemudian, dan akhirnya pemenuhan adalah pada masa kesusahan.
Hari
Tuhan di dalam Perjanjian Baru
Dalam
Perjanjian Baru hari tersebut masih terus dibahas. Hari itu dikenal sebagai hari terakhir (Matius
7:22; 1 Tesalonika 5:4), hari Allah (2 Petrus 3:12), hari murka (Roma 2:5-6),
dan hari Tuhan Yesus Kristus (2 Kor. 1:14; Flp. 1:6, 10). Hari itu memiliki kesamaan aspek ramalan yang
mengerikan bagi orang tidak percaya, namun merupakan hari pelepasan yang
gemilang dan sukacita bagi semua yang mengharapkan kedatangan Kristus.[17] Namun hari tersebut selalu mengandung suatu
hakikat akan segera terjadi. Sekalipun
ada sebagian penggenapannya dalam peristiwa-peristiwa seperti tulah belalang
pengerip, penghancuran Yerusalem dan serbuan bangsa lain, penggenapan yang
terakhir dan puncaknya selalu tetap dalam kembalinya Kristus kelak. [18] Jika hari itu tiba, kerajaan ini akan menjadi
milik Tuhan dan semua yang menolaknya akan sirna, untuk selama-lamanya!
Dalam Kisah para Rasul,
pada peristiwa pencurahan Roh Kudus, rasul Petrus mengumumkan bahwa kedatangan
Roh Kudus pada hari pentakosta telah menggenapi nubuat Yoel. Jaman itu telah genap ketika semua pria dan
wanita bergabung dengan kelompok nabi-nabi, ketika semua orang akan mendengar
suara Tuhan serta menghormati nama-Nya. Pengetahuan ini akan terpancar adari
setiap hati yang sudah di ubah dan memenuhi dunia dengan pengenalan akan Tuhan
seperti air yang menutupi dasar lautan.[19]
Topik hari Tuhan, juga
ditujukan dalam 1 Tesalonika 4 -5. Pertama Tesalonika 4:13 -18, tentu saja sebagai
sebuah peristiwa berkaitan dengan kedatangan (παρουσία) dari Tuhan. [20] Hari ini akan mencakup kedatangan Tuhan,
kebangkitan dari antara orang mati, orang-orang beriman tinggal bersama dengan
Tuhan. Kemudian di dalam 5:1-11 Paulus
berbicara tentang kedatangan hari Tuhan. Kedatangan Tuhan dan kedatangan hari Tuhan
adalah konsep yang berhubungan.
Kebanyakan
dari rujukan ini datang dari bagian kedua dari wacana di mana Yesus mengatakan
bahawa hari atau jam itu tidak diketahui. Ini termasuk kiasan "pencuri pada
malam" (1 Tes. 5:2 ;bnd. Matius. 24:43 ; Lukas 12:39-40); unsur
"kejutan" (1 Tes. 5:4 ; bnd Matius. 24:43 -44, 50 );
"kebinasaan" ketika orang akan berkata: "damai sejahtera dan keselamatan"
(1 Tes. 5:3 ; bnd. Matius. 23:37 -41, 50-51; Markus 13:36 ; Lukas 17:26-37;
21:34 ); dan mengambil pelajaran untuk "tetap terjaga" dan
"waspadalah" (1 Tes. 5:6, 8; Mat. 24:42, 44, 25:13 ; Markus 13:33,
35, 37 ; Lukas 21:34, 36 ). Bersama-sama
dengan rujukan kepada bahagian kedua Ceramah Bukit Zaitun adalah kiasan awal
sakit beranak, yang ditemukan di bagian pertama dari wacana, kiasan yang
menyatukan seluruh bagian pertama yang komprehensif (1 Tes. 5:3 ; rujuk Matius.
24:8 ; Markus 13:8 ).
Kesimpulan
Hari
Tuhan merupakan istilah yang kaya makna.
Istilah itu menandai suatu masa kelak yang telah ditentukan, yang dalam
pengertian tertentu telah dimulai dengan berjalannya sejarah Kerajaan
Allah. Dalam paduan sejarah dengan
nubuat seperti ini, janji sang nabi bahwa hari itu akan datang dalam tatanan
eskatologis (Hari Terakhir) ditegaskan kembali oleh Allah pada masa kini dalam
Perjajian Baru dengan pertanda-pertanda tentang apa yang akan datang.
Gambaran
ini dibuat oleh para nabi yang hidup terpisah banyak generasi, jadi para nabi
yang mengetahui bahwa nabi-nabi yang lain sudah membuat gambaran tersebut
bergenerasi sebelumnya. Barangkali ini
menunjukkanbahwa para nabi itu menganggap hari Tuhan sebagai bersifat umum,
bukan peristiwa yang akan terjadi satu kali saja melainkan hari yang bisa
terulang lagi kalau keadaan menghendakinya.
Dan tentu saja waktu
terakhir tersebut akan merupakan puncak serta inti dari semua hari yang
lain. Meskipun peristiwa-peristiwa pada
masa mereka sendiri cocok dengan pola penghakiman Allah yang akan datang, namun
hari terakhir tersebut tidak terhingga lebih besar dan lebih permanen dalam
soal penyelamatan dan penghukuman-Nya.
DAFTAR
PUSTAKA
Barth, Chr., M. C. Barth, Frommel. Theology
Perjanjian Lama, Jilid Keempat. Jakarta:
PT BPK Gunung Mulia, 1993.
Blaising, Craig
A.. "The
Day Of The Lord and The Repture." Journal
of Bibliotheca
sacra (Juli 2012): 169;675.
Boyd, Frank M.. Kitab
Nabi-Nabi Kecil. Malang: Gandum Mas.
Bullock, C. Hassell. Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2002.
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L. S.v. “Hari Tuha.,” oleh Ensiklopedi
Alkitab.
Kaiser, Walter C.. The Christian and The “Old”
Testament. California: William Carrey Library, 1998.
-. Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum
Mas, 2013.
-. Ucapan
yang Sulit dalam Perjanjian Lama.
Malang: Literatur Saat, 2003.
Pillon, P. K.. Tafsiran
Alkitab, Kitab Yoel. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994.
Walvoord John F.. “The day of the Lord.” Artikel
online, Jurnal theology. Diambil dari https://www.galaxie.com/article/jmat04-2-02?highlight=theologi%20the%20day%20of%20the%20lord. Diakses 22 Januari 2015.
Zuck, Roy B.. Teologi
Alkitabiah Perjanjian Lama.
Malang: Gandum Mas, 2005.
[1] Ensiklopedi Alkitab masa Kini jilid 1 A-L, s.v. “Hari Tuhan,” oleh
ensiklopedi Alkitab.
[2] Ibid.
[4] Walter C Kaiser., Ucapan
yang Sulit dalam Perjanjian Lama, (Malang: Literatur Saat, 2003), 247.
[5] Walter C. Kaiser,. The
Christian and The “Old” Testament.
(California: William Carrey
Library, 1998), 165-166.
[6]
Walter C. Kaiser, Teologi Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2013),239.
[7] Ibid, 240.
[8] Roy B. Zuck, Teologi
Alkitabiah Perjanjian Lama,
(Malang: Gandum Mas, 2005), 751.
[9] Ibid.
[10] Walter C.
Kaiser, Teologi Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2013), 240.
[11] Ibid,241.
[12] Ibid.
[13]
Boyd, Frank M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi
Kecil. (Malang: Gandum Mas,).17.
[14] Kaiser,. The
Christian and The “Old” Testament., 171
[15] Ibid.
[16]
John F. Walvoord, “The day of the Lord” [artikel online, jurnal theologi],
diambil dari https://www.galaxie.com/article/jmat04-2-02?highlight=theologi%20the%20day%20of%20the%20lord,
diakses 22 Januari 2015.
[17]
Walter C Kaiser, Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, 246
[18] Ibid, 248
[19] Walter C.
Kaiser, Teologi Perjanjian Lama, 128.
[20]
Craig A. Blaising, "The
Day Of The Lord and The Repture," Journal
of Bibliotheca sacra (Juli 2012): 169;675.
No comments:
Post a Comment