Friday, August 28, 2015

THE THEOLOGY OF THE DAY OF THE LORD









 
THE THEOLOGY OF THE DAY OF THE LORD
OLEH: VESDI SANDA
Pendahuluan
Frasa “hari Tuhan” biasanya menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir dari sejarah (Yesaya 7:18-25) dan sering diasosiasikan secara dekat dengan frasa “hari itu.”[1]  Frase “hari Tuhan” merupakan analogi untuk merepresentasikan kemahatahuan dan kemahakuasan Allah atas ruang dan waktu, dimana dalam kesemuanya itu Allah bertahta.  Frasa “hari Tuhan” digunakan sembilan belas kali dalam Perjanjian Lama (Yesaya 2:12; 13:6, 9; Yehezkiel 13:5; 30:3; Yoel 1:15, 2:1,11, 31; 3:14; Amos 5:18, 20; Obaja 15, Zefanya 1:7-14; Zakharia 14:1; Maleakhi 4:5) dan empat kali dalam Perjanjian Baru (Kisah 2:20; 2 Tesalonika 2:2; 2 Petrus 3:10). Hal ini juga disinggung dalam bagian-bagian lainnya (Wahyu 6:17; 16:14).
Bagian-bagian Perjanjian Lama yang berhubungan dengan hari Tuhan sering kali mengandung makna kesegeraan dan pengharapan: “Merataplah, sebab hari TUHAN sudah dekat!” (Yesaya 13:6); “Hari itu sudah dekat, hari TUHAN sudah dekat” (Yehezkiel 30:3); “Sungguh, hari TUHAN sudah dekat,” (Yoel 1:15); “Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;” (Yoel 2:1); “Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!” (Yoel 3:14); “Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa” (Obaja 1:15); “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat” (Zefanya 1:7); “Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu, sudah dekat dan datang dengan cepat sekali!” (Zefanya 1:14). Hal ini dikarenakan “hari Tuhan” dalam Perjanjian Lama sering berbicara mengenai penggenapan yang dekat dan jauh, sama halnya dengan nubuatan Perjanjian Lama.[2]  Ada kalanya dalam Perjanjian Lama di mana “hari Tuhan” digunakan untuk menggambarkan penghakiman bersejarah yang terlah digenapi dalam pengertian tertentu (Yesaya 13:6-22; Yehezkiel 30:2-19; Yoel 1:15; 3:14; Amos 5:18-20; Zefanya 1:14-18), sementara pada waktu lainnya istilah ini merujuk pada penghakiman illahi yang akan terjadi menjelang berakhirnya zaman (Yoel 2:30-32; Zakharia 14:1; Maleakhi 4:1, 5).
Selain merupakan saat penghakiman, itu juga akan merupakan saat penyelamatan ketika Allah membebaskan sisa-sisa Israel, menggenapi janjiNya bahwa “seluruh Israel akan diselamatkan” (Roma 11:26), mengampuni dosa mereka dan memulihkan orang-orang pilihanNya ke tanah yang dijanjikannya kepada Abraham (Yesaya 10:27; Yeremia 30:19-31, 40; Mikah 4; Zakharia 13).[3]  Hasil terakhir dari hari Tuhan adalah “Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu” (Yesaya 2:17).  Penggenapan utama atau yang paling akhir dari nubuat-nubuat mengenai “hari Tuhan” akan terjadi pada akhir dari sejarah ketika dengan kuasa yang ajaib Allah akan menghukum kejahatan dan menggenapi semua janjiNya.
Konsep Hari Tuhan Menurut Kaiser
Hari Tuhan adalah subjek yang terlalu rumit untuk dibahas secara singkat, sebab para nabi menganggapnya sebagai topik yang paling berkaitan dengan pelayanan dan penulisan mereka.  Namun bukan penggambaran yang samasekali tak bisa diuraikan.[4]  Hari itu adalah saat ketika Allah menghukum orang fasik sebagaimana tak pernah terjadi sebelumnya dan sekaligus menggenapkan penyelamatan pembebasan bagi yang ditebus.  Tuhan akan datang untuk "menghakimi dunia" (Mazmur 9:9; 96:13; 98:9). Pada hari itu "TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya" (Zakharia 14:9). 
Kaiser memberikan lima tema teologis mengenai hari Tuhan ini yaitu:[5]
·         “Tema teologis pertama dari hari Tuhan melibatkan penghakiman yang agung untuk seluruh bangsa dan Negara.  Ini akan menjadi suatu masa penghitungan, penambahan, dan yang pasti penghakiman.”
·         “Tema yang kedua, Hari Tuhan mendeklarasikan harinya YHWH, “Yom Yahweh” sebagai hari dimana kekuasaan Tuhan ditunjukkan dan didemonstrasikan di depan Alam dan segala bangsa.”
·         “Tema yang ketiga, di hari itu dan masih terhubung dengan peristiwa lainnya akan terjadi curahan Roh Kudus besar-besaran atas segala umat Tuhan.  Tema ini ditemukan di dalam penglihatan Yoel 2:28-32.  Bukan hanya sekedar curahan, namun akan seperti “hujan” Roh Kudus.”
·         “Keempat, waktu ketika sebuah panggilan umum semua bangsa akan keluar dan melawan bangsa Israel untuk menggoncangkan pemahaman Yahudi.  Hal ini akan diijinkan oleh Allah, dan diresponi oleh semua bangsa di muka Bumi.  Seperti yang telah di ketahui.   Mereka akan berkata, “marilah kita menggoncangkan pemahaman bangsa Yahudi sekali untuk selamanya.  Tetapi Allah akan datang nanti sebagai hakim atas semua bangsa, dan akan menyelamatkan orang Israel pada hari itu.”
·         “Tema kelima dalam pembelajaran hari ini ialah hasil akhir dari Hari Tuhan di tanah Sion yang sudah di pulihkan, di mana Tuhan akan berdiam di tengah-tengah bangsa Israel.  Ini jelas terlihat seperti doktrin janji yang sudah berulang kali “dinyatakan. “Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengah kamu."
Dalam Kitab Obaja
Konsep hari Tuhan dalam kitab Obaja berhubungan dengan penghukuman kepada bangsa Edom.[6]  Karena kesombongan Edom, (1-9) dan tindakan yang kejam terhadap Yakub adiknya (10-14), maka ia akan menerima perlakuan yang sama seperti bangsa-bangsa penyembah berhala pada Hari Tuhan itu (15-21).  Sama seperti orang Amalek yang melambangkan lawan kerajaan Allah dengan tindakan pasukan mereka yang kejam terhadap orang-orang Israel ketika mereka dalam perjalanana melalui padang gurun (Kel 17:8-15); Ul 25:17-19), demikian juga Edom menggambarkan hal itu.  Edom mengolok-olok dan bersukacita atas “milik pusaka” Yahweh, yaitu keturunan Israel, ( Yeh 35:25), berarti mengolok-olok dan menantang YHWH sendiri, karena ia telah mengikatkan diri-Nya kepada bangsa Israel.  (Ulangan 4:33).  Jadi, Edom tidak akan lolos dari penghukuman ialahi yang sudah dekat itu, yang juga akan menimpa semua bangsa.
Mengenai penggenapan nubuat ini, Obaja menggabungkan dalam suatu gambaran apa yang oleh sejarah dibagi menjadi masa-masa dan peristiwa yang berbeda-beda.  Yudas Makabe, Yohanes Hirkanus, Aleksander Janeus, dan Zelot berlawanan dengan penguasa Romawi, mendatangkan kematian bagi orang Edom.  Tetapi itu hanya merupakan sebagian dari janji tentang kemenagan akhir dari Allah melawan semua bangsa yang kejam.  Dengan demikian, hari Tuhan berlangsung sepanjang sejarah kerajaan Allah, sehingga hari tersebut muncul dalam setiap penghukuman tertentu sebagai petunjuk tentang penggenapan lengkapnya yang sudah dekat.[7]

Dalam Kitab Yoel
Hari Tuhan merupakan tema yang menonjol dalam kitab Yoel.  Pada hari Tuhan Israel akan mengalami pencurahan Roh Allah yang belum pernah terjadi sebelumnya Yoel 2:28-29).  Tuhan juga akan melakukan intervensi secara adikodrati untuk melindungi umat-Nya dari bangsa-bangsa musuh (Yl. 2:32; 3:16).[8]
Kitab Yoel meramalkan perkara-perkara besar bagi umat Allah.[9]  Penglihatan Yoel memperhatikan masa depan yang segera dan dan kejadian-kejadian selanjutnya terkait dengan hari Tuhan.  Setelah menyakinkan bangsa Israel bahwa hukuman telah dihindarkan (YL. 2:20), Tuhan berjanji akan memulihkan hasil-hasil pertanian yang hancur oleh tula belalang ( Ayat 19, 21-26).  Sebagaimana perbuatan-perbuatan besar terdahulu, demikian juga demonstrasi kuasa ilahi yang baru ini akan menyatakan kehadiran Allah dan memperlihatkan keunggulan-Nya di tengah-tengah umat-Nya atas semua yang dianggap sebagai Allah(Yl. 2:27).
Alasan bagi nubuat Yoel adalah bencana mengerikan berupa serangan belalang yang diikuti dengan kekeringan yang parah.[10]  Keduanya merupakan pertanda dari hari Tuhan yang dasyat dan menakutkan.  Meskipun sudah hampir terlambat, tetapi masih ada kesempatan untuk bertobat.  Tetapi pertobatan itu harus merupakan pertobatanyang tulus dari hati atas dosa mereka dan juga mengalami perubahan hidup (Yl. 2:12-13).
Ketika bangsa itu menanggapi penyesalan mereka dengan berpuasa, menangis dan berdoa (2:15-17) maka Tuhan akan mengampuni dan berbelas kasihan kepada mereka.  Tuhan menjawab doa mereka (ay. 18-19).  Nada kitab ini menjadi terbalik dengan adanya ayat 18, dimana sebelumnya dalam 1;1-2:17, dipenuhi dengan penghukuman.  Namun sekarang harapan mendominasi ayat selanjutnya.  Perubahan semacam itu dapat dihubungkan dengan dua fakta yaitu:[11]  [1]  Tuhan, Allah mereka “pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia (2:13b), dan bangsa itu bertobat [2]  Bangsa itu bertobat dan mengoyakkan hati (mereka) dan jangan pakaian (mereka) (ay. 13a).  Menanggapi pertobatan mereka, Allah berjanji memberkati mereka dalam dua kelompok: [1]  Berkat ayng segera terjadi berupa tanah yang produktif (ay 9-27), [2]  Janji akan pencurahan Roh Allah atas semua manusia pada waktu yang akan datang.  Jadi, berkat merupakan bagian isi dari “hari” tersebut.
Penggambaran lain tentang hari Tuhan dalam Kitab Yoel seperti yang terdapat dalam Kiotab Obaja.  Hari itu berupa “pemusnahan dari yang maha kuasa” (1:15-16).  Suatu hari gelap gulita dan kelam kabut “berawan dan kelam pekat” (2:2).  Suatu hari yang “hebat dan sangat dasyat.”[12]
Tetapi hari Tuhan itu juga lebih dari sekedar penghukuman.  Itu merupakan hari kelepasan bagi semua orang yang mau berseru kepada nama Tuhan (2:32), yang diiringi oleh tanda-tanda kosmos yang memberitakan kedatangan hari Tuhan itu (ay 30-31).  Dan sperti yang telah dikatakan, hari itu diterangi dengan pencurahan Roh Allah atas semua manusia (ay 28-29).
Secara ringkas, Boyd menuliskan bahwa Yoel menyampaikan pandangan lipat tiga tentang hari Tuhan sebagai berikut:
“Penglihatan tentang hari yang segerah pada waktu tu, yaitu perkara-perkara yang ada atau yang dekat.  Dalam penglihatan ini dilukiskan keadaan orang-orang yang mendengar perkataanya pada zaman itu.  Bencana belalang yang benar-benar terjadi pada waktu itu sangat menyedihkan.  Kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh bencana dan musim kemarau yang menyertainya diingatkan.  Pasal 1:1-20.“hari” ini mempunyai tahap yang kedua, rupanya suatu kunjungan hukuman dan kedasyatan yang lebih hebat, sesuatu yang lebih dasyat daripada bencana belalang; yaitu kedatangan bala tentara yang menyerang; yang bersifat adikodrati, sehingga untuk melukiskan dan menerangkannya nabi Yoel memakai kiasan bencana belalang.  Pasal 2:1-20.  Tahap ketiga “hari Tuhan” ialah hukuman akhir yang membuka jalan untuk menegakkan kekuasaan ilahi yang mutlak pasal 3:1-21.  Diantara bagian-bagian ini, Yoel menyisipkan dua panggilan kepada pertobatan (1:13,14; 2:12-17), dan janji tentang kemurahan dan berkat Allah sebagia akibat pertobatan mereka, tangan Allah akan berhenti menyiksa mereka, dan akan ada kemakmuran jasmani dan pencurahan Roh pada akhir zaman (2:18-32).”[13]


Waktu Hari Tuhan
Para nabi telah menekankan mengenai “hari Tuhan” sebanyak sepulu kali yaitu “qarob”, “sudah dekat”.  Kata sifat ini, berarti “berada dekat”, “berada di tangan”, “harus ditunda”, atau “ia adalah di depan pintu!”  Hal yang menarik adalah bahwa sudah empat kali pada abad ke Sembilan BC.  Hari Tuhan ini di sampaikan bahwa “menjadi dekat”  (Obaja 15, 1:15 ; 2:1, 3:14).[14]  Lalu nabi  Yesaya sama seperti Obaja dan Yoel, juga mengatakan bahwa “sudah dekat” (Yesaya 13:6 ).  Dalam abad berikutnya, abad ketujuh SM, Zefanya juga mengatakan bahawa “Hari Tuhan” sudah dekat (1: 7,14).  Kemudian Yehezkiel datang di abad berikutnya, dan ia juga mengatakan bahawa “Hari Tuhan” sudah hampir tiba, ia sudah dekat (30:3).  Oleh sebab itu hari Tuhan hendaknya di pahami dari konteks doktrin imminence.
Selain itu, hari Tuhan juga merupakan peristiwa yang akan datang.  Kata kerjanya adalah “ba'” di dalam bahasa Ibrani, yang bermaksud “ia datang.[15]  Hari Tuhan akan datang, tetapi masih di masa yang akan datang.  Hari Tuhan nampaknya adalah satu peristiwa yang berada dalam sejarah seperti yang telah kita ketahui, atau beberapa peristiwa yang mendekati puncaknya pada hari penghakiman.
Maka Hari Tuhan adalah tema besar yang menyatukan semua pekerjaan Tuhan dalam penghakiman dan menyimpulkan bekerja di masa depan.  Ini adalah Hari Tuhan, apabila Allah menyatakan dirinya sendiri dengan pekerjaan besar.  Masa ini digambarkan sebagai tindakan langsung dari Allah.
Hari Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Hari Tuhan di dalam Perjanjian Lama
Konsep “Hari Tuhan” di dalam Perjanjian Lama adalah ketika Tuhan berurusan dengan Israel sebagai bangsa pilihannya, yang dibawah oleh Allah kedalam penderitan dan bencana seperti kelaparan dan kekeringan atau beberapa bencana lainnya.[16]  Tempoh ini memiliki permulaan dan akhir, namun jelas sekali bahwa itu adalah jangka waktu yang lama.
Rujukan di dalam Yesaya 2:12-21 menyatakan bahawa Allah akan memiliki suatu hari penghakiman di mana Ia akan merendahkan orang yang sombong dan angkuh, akan membinasakan berhala, dan akan memperkenalkan kengerian di dalam diri manusia mengenai hukuman Allah.  Yesaya 13 adalah paling spesifik. Yesaya menulis:
“Hari tuhan datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang berdosa.  Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusan di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan dirinya.  Kepada dunia akan Ku balaskan kejahatannya, dan kepada oran-orang fasik kesalahan mereka.  Kesombongan orang-orang pemberani akan Ku hentikan dan kecongkakan orang-orang yang gagah akan Ku patahkan.  Aku akan membuat orang lebih jarang dari pada emas tua, dan amnesia lebih jarang daripada emas ofir.  Sebab itu aku akan membuat langit gemetar, dan bumi pun akan begoncang dari tempatnya, padawaktu antara Tuhan semesta alam, dan pada hari murkanya yang menyala-nyala. (Yes. 13:9-13, TBI).”
Gambaran di sini hari Tuhan jauh melebihi apa yang terjadi di dalam Perjanjian Lama tetapi sesuai dengan apa yang kitab Wahyu katakan bahwa “matahari dan bulan menjadi gelap, dan tidak akan bersinar, sebagai tanda Tuhan mencurahkan hukuman atas manusia” (Wah. 6:12-17).  Kemudian Yesaya merujuk ke penghakiman dan penghukuman terhadap orang fasik dan bencana Alam dan terus menggambarkan hari Tuhan itu sebagai, "tahun pembalasan, untuk menegakkan Sion" (Yesaya 34:7 8).
Nabi Yoel adalah yang paling nyata pada penghakiman hari Tuhan. Setelah menggambarkan tulah belalang dan pemusnahan tanaman mereka ia mengungkapkan suatu ratapan mengenai:
“Wahai hari itu !  Sungguh, hari Tuhan sudah dekat, datang sebagai pemusnahan dari yang Maha Kuasa.  Bukankah di depan mata kita sudah lenyap makanan, sukacita dan sorak sorai dari rumah  Allah kita ?  Biji-biji menjadi kering di dalam tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas, rengkian-rengkiang sudah runtuh, sebaab gandum sudah habis.  Betapa mengeluhnya hewan dan gempar kawanan-kawanan lembu, sebab tidak ada lagi kawanan rumput baginya.  Juga kawanan kambing domba terkejut.  Kepada-Mu ya Tuhan, aku berseru, sebab api telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun,  dan nyala api telah menghanguskan segalah pohon di padang.  Juga binatang-binatang di padang menjerit karena rindu kepada-Mu sebab wadi telah kering dan apipun telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun”.  (Yoel 1:15 -20, TBI)
Obaja 15 -17 menambahkan sebuah kata lebih lanjut, termasuk fakta bahwa akan ada keselamatan hanya di Gunung Sion.  Zefanya 1:7 -18 memperkatakan tentang hari Tuhan sebagai "hari kegemasan, hari kesusahan dan kesulitan, hari kesesakan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari kelam kabut dan hari peniupan sangkakala dan pekik tempur terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjuru."  Betapa mengerikannya  penghakiman pada masa itu adalah lebih jauh diterangkan dalam Zefanya 1:17 -18.
Ringkasnya, di dalam Perjanjian Lama “hari Tuhan” adalah sebuah periode langsung penghakiman Allah atas orang-orang fasik, beberapa dari yang telah digenapi di dalam Perjanjian Lama.  Tetapi nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama lebih jau lagi adalah sesuatu digenapi kemudian, dan akhirnya pemenuhan adalah pada masa kesusahan.
Hari Tuhan di dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru hari tersebut masih terus dibahas.  Hari itu dikenal sebagai hari terakhir (Matius 7:22; 1 Tesalonika 5:4), hari Allah (2 Petrus 3:12), hari murka (Roma 2:5-6), dan hari Tuhan Yesus Kristus (2 Kor. 1:14; Flp. 1:6, 10).  Hari itu memiliki kesamaan aspek ramalan yang mengerikan bagi orang tidak percaya, namun merupakan hari pelepasan yang gemilang dan sukacita bagi semua yang mengharapkan kedatangan Kristus.[17]  Namun hari tersebut selalu mengandung suatu hakikat akan segera terjadi.  Sekalipun ada sebagian penggenapannya dalam peristiwa-peristiwa seperti tulah belalang pengerip, penghancuran Yerusalem dan serbuan bangsa lain, penggenapan yang terakhir dan puncaknya selalu tetap dalam kembalinya Kristus kelak. [18]  Jika hari itu tiba, kerajaan ini akan menjadi milik Tuhan dan semua yang menolaknya akan sirna, untuk selama-lamanya!
Dalam Kisah para Rasul, pada peristiwa pencurahan Roh Kudus, rasul Petrus mengumumkan bahwa kedatangan Roh Kudus pada hari pentakosta telah menggenapi nubuat Yoel.  Jaman itu telah genap ketika semua pria dan wanita bergabung dengan kelompok nabi-nabi, ketika semua orang akan mendengar suara Tuhan serta menghormati nama-Nya. Pengetahuan ini akan terpancar adari setiap hati yang sudah di ubah dan memenuhi dunia dengan pengenalan akan Tuhan seperti air yang menutupi dasar lautan.[19]
Topik hari Tuhan, juga ditujukan dalam 1 Tesalonika 4 -5.  Pertama Tesalonika 4:13 -18, tentu saja sebagai sebuah peristiwa berkaitan dengan kedatangan (παρουσία) dari Tuhan. [20]  Hari  ini akan mencakup kedatangan Tuhan, kebangkitan dari antara orang mati, orang-orang beriman tinggal bersama dengan Tuhan.  Kemudian di dalam 5:1-11 Paulus berbicara tentang kedatangan hari Tuhan.  Kedatangan Tuhan dan kedatangan hari Tuhan adalah konsep yang berhubungan.
Kebanyakan dari rujukan ini datang dari bagian kedua dari wacana di mana Yesus mengatakan bahawa hari atau jam itu tidak diketahui.  Ini termasuk kiasan "pencuri pada malam" (1 Tes. 5:2 ;bnd. Matius. 24:43 ; Lukas 12:39-40); unsur "kejutan" (1 Tes. 5:4 ; bnd Matius. 24:43 -44, 50 ); "kebinasaan" ketika orang akan berkata: "damai sejahtera dan keselamatan" (1 Tes. 5:3 ; bnd. Matius. 23:37 -41, 50-51; Markus 13:36 ; Lukas 17:26-37; 21:34 ); dan mengambil pelajaran untuk "tetap terjaga" dan "waspadalah" (1 Tes. 5:6, 8; Mat. 24:42, 44, 25:13 ; Markus 13:33, 35, 37 ; Lukas 21:34, 36 ).  Bersama-sama dengan rujukan kepada bahagian kedua Ceramah Bukit Zaitun adalah kiasan awal sakit beranak, yang ditemukan di bagian pertama dari wacana, kiasan yang menyatukan seluruh bagian pertama yang komprehensif (1 Tes. 5:3 ; rujuk Matius. 24:8 ; Markus 13:8 ).
Kesimpulan
Hari Tuhan merupakan istilah yang kaya makna.  Istilah itu menandai suatu masa kelak yang telah ditentukan, yang dalam pengertian tertentu telah dimulai dengan berjalannya sejarah Kerajaan Allah.  Dalam paduan sejarah dengan nubuat seperti ini, janji sang nabi bahwa hari itu akan datang dalam tatanan eskatologis (Hari Terakhir) ditegaskan kembali oleh Allah pada masa kini dalam Perjajian Baru dengan pertanda-pertanda tentang apa yang akan datang.
Gambaran ini dibuat oleh para nabi yang hidup terpisah banyak generasi, jadi para nabi yang mengetahui bahwa nabi-nabi yang lain sudah membuat gambaran tersebut bergenerasi sebelumnya.  Barangkali ini menunjukkanbahwa para nabi itu menganggap hari Tuhan sebagai bersifat umum, bukan peristiwa yang akan terjadi satu kali saja melainkan hari yang bisa terulang lagi kalau keadaan menghendakinya.
Dan tentu saja waktu terakhir tersebut akan merupakan puncak serta inti dari semua hari yang lain.  Meskipun peristiwa-peristiwa pada masa mereka sendiri cocok dengan pola penghakiman Allah yang akan datang, namun hari terakhir tersebut tidak terhingga lebih besar dan lebih permanen dalam soal penyelamatan dan penghukuman-Nya.

























DAFTAR PUSTAKA


Barth, Chr., M. C. Barth, Frommel. Theology Perjanjian Lama, Jilid Keempat.  Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1993.

Blaising, Craig A..  "The Day Of The Lord and The Repture." Journal of Bibliotheca sacra (Juli 2012): 169;675.

Boyd, Frank M.. Kitab Nabi-Nabi Kecil.  Malang:  Gandum Mas.

Bullock, C. Hassell.  Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama.  Malang: Gandum Mas, 2002.

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L. S.v. “Hari Tuha.,” oleh Ensiklopedi Alkitab.

Kaiser, Walter C..  The Christian and The “Old” Testament.  California:  William Carrey Library, 1998.

-.  Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2013.

-.  Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama.  Malang: Literatur Saat, 2003.

Pillon, P. K.. Tafsiran Alkitab, Kitab Yoel. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1994.

Walvoord John F.. “The day of the Lord.” Artikel online, Jurnal theology. Diambil dari https://www.galaxie.com/article/jmat04-2-02?highlight=theologi%20the%20day%20of%20the%20lord.  Diakses 22 Januari 2015.

Zuck, Roy B.. Teologi Alkitabiah Perjanjian Lama.  Malang:  Gandum Mas, 2005.



[1] Ensiklopedi Alkitab masa Kini jilid 1 A-L, s.v. “Hari Tuhan,” oleh ensiklopedi Alkitab.
[2]  Ibid.
[3] Kamus Alkitab, “hari Tuhan” s.v. w. R. F. Browning.
[4] Walter C Kaiser., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, (Malang: Literatur Saat, 2003),  247.
[5] Walter C. Kaiser,.  The Christian and The “Old” Testament.  (California:  William Carrey Library, 1998), 165-166.
[6] Walter C. Kaiser,  Teologi Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2013),239.

[7] Ibid, 240.
[8] Roy B. Zuck,  Teologi Alkitabiah Perjanjian Lama,  (Malang:  Gandum Mas, 2005), 751.
[9] Ibid.
[10] Walter C. Kaiser,  Teologi Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2013), 240.
[11]  Ibid,241.
[12] Ibid.
[13] Boyd, Frank M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil.  (Malang:  Gandum Mas,).17.

[14] Kaiser,.  The Christian and The “Old” Testament., 171
[15] Ibid.
[16] John F. Walvoord, “The day of the Lord” [artikel online, jurnal theologi], diambil dari https://www.galaxie.com/article/jmat04-2-02?highlight=theologi%20the%20day%20of%20the%20lord, diakses 22 Januari 2015.

[17] Walter C Kaiser, Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, 246
[18] Ibid, 248
[19] Walter C. Kaiser,  Teologi Perjanjian Lama, 128.
[20] Craig A. Blaising,  "The Day Of The Lord and The Repture," Journal of Bibliotheca sacra (Juli 2012): 169;675.

No comments:

Post a Comment

Ketika Firman kita ucapkan pada setiap keadaan itu, kita menghadirkan Allah kedalamnya

  Yohanes 1:1-5 "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segalah s...

Popular Posts