MAKNA
KERAJAAN SERIBU TAHUN
DALAM
WAHYU 20:1-6
Pendahuluan
Kitab
Wahyu merupakan salah satu kitab yang cukup menarik untuk di bahas. Kitab ini penuh dengan kata-kata symbol yang
memiliki arti tertentu yang sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh penulis
mula-mula. Makna ini tidak dapat di
artikan dari kacamata dunia saat ini, namun harus mencari referensi
perbandingan dari sumber lain untuk mengerti apa makana dari setiap simbol yang
ada.
Salah
satu teks dalam kitan ini, yang cukup menarik untuk dibahas ialah teks pada
pasal 20. Gagasan mengenai kerajaan
seribu tahun atau yang dikenal dengan kata millennium cukup membingungkan
mengenai artinya. Heer dalam bukunya “Tafsiran Alkitab Wahyu Yohanes”
berpendapat bahwa istila “seribu tahun” bukanlah seperti seribu tahun biasa,
melainkan suatu simbol untuk “kurun waktu yang sangat lama.”[1] Ada juga pandangan yang mengatakan bahwa “seribu
tahun” hanya merupakan angka yang
berarti “kesempurnaan total.” Pendapat
ini menegaskan bahwa itu adalah lambang kemenangan Kristus dan berkat yang
indah bagi gereja masa kini bahwa iblis telah dikalahkan dan dibelenggu.[2] Pendapat lain datang dari Irenaeus dan Agustinus. Irenaeus
berpendapat bahwa kerajaan seribu tahun
adalah suatu masa berkat, yang masih ada di masa depan, dan akan
berlangsung sebelum datangnya hari pengadilan.[3] Sementara Agustinus berpendapat bahwa kerajaan
seribu tahun itu sudah ada sekarang, dan telah mulai dengan kematian,
kebangkitan dan kenaikan Kristus ke Sorga.[4] Dari beberpa pandangan yang ada, penulis
menemukan bahwa pandangan tersebut belum ada kesatuan pemahaman. Oleh sebab
itu, penulis akan melakukan penelitian mengenai makna kerajaan seribu tahun
yang terdapat di dalam kitab Wahyu 20:1- 6.
Makna Dalam
Kitab Wahyu
Frase
“seribu tahun” dalam ayat 1-7. Periode
ini dalam sejarah di kenal sebagai “Milenium”.
Kata ini berasal dari bahasa Latin, mille
(seribu) dan annum (tahun)
kerajaan Kristus seribu tahun di bumi.[5] Kristus dan gereja-Nya akan memerintah atas bangsa-bangsa di
Bumi dan Israel akan menikmati berkat yang dijanjikan oleh para nabi. (Yesaya
2:1-5; 4:1-6; 11:1-9; 12:1-6; 30:18-26; 35: 1-10).
Eksegesis
Teks
ini di bagi ke dalam dua bagian: Pengikatan Iblis(ayat 1-3) dan orang-orang kudus bersama-sama dengan
Kristus(4-6).
Ayat
1: Malaikat yang turun dari surga telah di tangannya kunci jurang maut . Jurang dianggap sebagai gua bawah tanah yang
luas yang berfungsi sebagai tempat kurungan bagi roh-roh yang tidak taat
menunggu penghakiman ( Yudas 1:6, Lukas 8:31). Dalam I Henokh 88:1 malaikat yang jatuh
terikat tangan dan kaki dan dilemparkan ke dalam jurang yang sempit dalam, mengerikan
dan gelap.[6] Namun semuanya itu adalah simbolisme saja.[7]
Ayat
2: “Ia menangkap naga” misi malaikat tersebut adalah menangkap naga itu
sendiri, yang dikenal sebagai si ular tua (Kej. 3:1-7), yaitu iblis atau satan. “Dan ia mengikatnya seribu tahun
lamanya.” Pengikatan itu merujuk kepada
pembatasan Allah atas si jahat dalam bentuk melucuti kekuatan dan kuasanya.[8] Yohanes belajar dari
Tuhan Yesus, bahwa untuk masuk ke dalam rumah seorang yang kuat, yaitu iblis,
ia terlebih dahulu diikat (Matius 12:26-29; Mark 3:26-27). Inti dari ayat ini adalah Iblis berada di
bawah kendali Allah.[9]
Jika
pengikatan Iblis hanya suatu tindakan simbolis, maka wajar jika “seribu Tahun”
juga di tafsirkan secara simbolis. Kistemaker
menuliskan dalam bukunya bahwa:
”Menurut
beberapa teolog, 1000 tahun ini merujuk kepada rentan waktu antara kembalinya
Tuhan Yesus dan akhir segala zaman.
Tetapi ada beberapa keberatan terhadap pendapat ini: (1) Kata millennium
berasal dari bahasa Latin, mille (seribu) dan annum (tahun), muncul enam kali dalam
pasal ini dan tidak muncul di bagian lain.
(2) Tuhan Yesus tidak berkata apa-apa tentang pemerintahan seribu tahun bersama
orang-orang kudus di bumi. (3) Dalam
surat-surat mereka, Petrus dan Paulus tidak pernah menyinggung tentang seribu
tahun pemerintahan Kristus di bumi. PB
mengajarkan bahwa Kristus hanya kembali sekali lagi dan bukan dua. Pemunculan pertama seribu tahun (ayat 2)
adalah masa “seribu tahun iblis” yang terentang dari masa saat iblis tinggal
dalam lubang jurang maut sampai ia di lempar ke dalam lautan api untuk
selamanya. (4) Tafsiran harafia akan kitab
Wahyu yang penuh dengan simbol ini sangat sulit untuk di terima. (5) Seribu adalah sepuluh pangkat tiga yang
berarti penuh, lebih senada dengan irama kitab Wahyu, jika istila ini
ditafsirkan secara simbolis.”[10]
“Dan
melemparkannya kedalam jurang maut, menutup jurang maut itu dan memateraikannya
di atasnya.” Iblis tidak mungking dapat
aktif di bumi jikalau ia di lemparkan ke dalam lubang dan memateraikannya,
sehingga tidak bisa lepas. Ini bukanlah
masalah, karena kata melemparkan, menutup, dan memateraikan, menyatakan
finalitas dari pelucutan kuasa yang dahulu ia miliki.[11]
“Kemudian
daripada itu ia akana dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya” Apa
maksud dari setan dilepas untuk sementara waktu ?. Ladd mengatakan bahwa pelepasan setan akan
membuktikan bahwa dosa bukan disebabkan oleh keadaan sosial yang jahat dan
lingkungan yang buruk, namun oleh hati manusia yang penuh dosa.[12] Sewaktu setan di lepaskan, ternyata ia
menemukan bahwa hati manusia masih menanggapi bujukannya meskipun mereka berada
pada masa yang penuh kedamaian. Hal ini
menunjukkan bahwa panghakiman Allah itu adil.
Ayat
4-6, ayat ini merupakan bagian paling
sulit di dalam kitab Wahyu. “mereka yang
dipenggal kepalanya” dan “mereka yang tidak menyembah binatang”. Untuk mengerti suatu konsepsi yang benar dari
ayat-ayat ini, kita harus kembali ka masa abad pertama. Berbagai panganiayaan dari Kekaisaran Romawi
sedang meraja lela.[13] Para martir dengan tenang meletakkan kepala
mereka di bawah pedang eksekutor. Paulus
dan Yakobus telah melakukan ini. Mereka
lebih memilih mati daripada berkata ”Kaisar adalah Tuhan”. Orang-orang tetap beriman, meskipun mereka
sedang berada di tengah-tengah api dan sedang dilemparkan ke pada binatang
buas. Oleh sebab itu, Gereja Tuhan
menerima penglihatan mengenai jiwa-jiwa para martir yang setia dan bahkan rela mati
demi Kristus ( 1:2,9; 6:9).
Istila
“dipenggal kepalanya” merupakan metonymy,[14] yaitu menyebutkan suatu bagian untuk
menyatakan keseluruhan. Frase “dipenggal
kepalanya” bukan hanya mewakili mereka yang mati secara martir, tetapi juga
mewakili setiap orang yang menyerahkan dirinya kepada Tuhan walaupun tidak
mengalami kematian dengan cara martir.[15] Jadi, dapat disimpulkan bahwa mereka yang
mati dipenggal kepalanya merupakan istila yang digunakan unuk menunjuk kepada
semua orang Kristen atau gereja yang sebelumnya Yohanes telah lihat dalam
6:9-11.
Tempat Kerajaan
Seribu Tahun
Dalam karangan Assumtion
of Moses menganggap bahwa kerajaan seribu Tahun terjadi di surga.[16]
Dalam buku Russel sendiri yang
menjelaskan tentang “the kingdom on this
earth”, menuliskan bahwa ada beberapa tulisan yang menganggap bahwa
kerajaan ini akan berlangsung di bumi, contohnya seperti kitab Daniel, 1 Henok
6-36, 1 Henok 83-90,Perjanjian XII Patriakh, Mazmur Salomo, 1 Henok 37-71, dan Sibilline Oracles III.[17] Menurut beberapa tulisan yang terdapat di
dalam kitab Wahyu pasal 20, Yohanes menunjukkan bahwa kerajaan ini akan terjadi
di Bumi. Seperti yang terdapat di dalam
pasal 20:1 “seorang malaikat turun dari sorga”, dan pasal 20:7; 20:10 “
menggambarkan apa yang terjadi di Bumi.
Pasal 12-18, bumi di gambarkan sebagai tempat yang
dikuasai oleh Iblis. Dan pasal
19:12-20:3 memperlihatkan takdir ahir mereka.[18]
Namun dilanjutkan pada pasal 20:4, Iblis telah di kurung, dan dunia
tidak lagi
di dalam kekuasaan mereka, tetapi di bawah kekuasaan Kristus. Hal ini
membuktikan kemenangan atas kejahatan. Kerajaan seribu tahun merupakan
penggenapan
janji yag terdapat di dalam pasal 3:21; 5:9-10; 6:9-10; 12:11.[19]
Maksud Kerajaan
Serubu Tahun
Yohanes menggunakan angka 1000 tahun bukan untuk
menunjukkan durasi dari kerajaan itu sendiri.
Angka 1000 lebih kepada arti simbol dari kesempurnaan.[20] Sebagaimana angka “seribu” melambangkan
kesempurnaan, maka dapat dikatakan bahwa masa ini merupakan masa yang sempurnah
yang di sediakan Kristu bagi umat-Nya.
Sebagaimana hari sabat adalah hari perhentian, maka masa ini merupakan
sabad dari sejarah umat manusia.[21]
Kesimpulan
Seribu Tahun bukanlah
menunjuk kepada durasi dari kerajaan serbu tahun itu sendiri, tetapi merupakan
kesempurnaan. Hal ini ditandai dengan
tidak adanya manifestasi kejahatan yang terjadi pada masa itu. Kerajaan seribu tahun merupakan masa yang
dipersiapkan Kristus bagi umat-Nya yang setia kepadanya.
Kerajaan
seribu tahun terjadi di dunia untuk semntara waktu dimana Krisstus berdaulat
penuh atas umat manusia, namun Iblis akan dilepaskan kembali untuk sementara
waktu untuk menggenapi maksud Allah. Maksud Allah disini ialah untuk menunjukkan
bahwa dosabukan disebabkan oleh keadaan
sosial yang jahat dan lingkungan yang buruk, namun oleh hati manusia yang penuh
dosa. Sewaktu setan di lepaskan, ternyata ia
menemukan bahwa hati manusia masih menanggapi bujukannya meskipun mereka berada
pada masa yang penuh kedamaian. Hal ini
menunjukkan bahwa panghakiman Allah itu adil. Selain itu, juga
untuk menunjukkan bahwa Iblis berada di bawah kekuasaan Allah.
Seribu tahun paling baik ditafsirkan secara simbolis,
berarti masa yang tidak pasti antara kenaikan Tuhan Yesus sampai kepada
kembali-Nya. Singkatnya, Ayat ini
mengajarkan eskatologi yang saai ini sedang terealisasikan. Dan melihat fungsi dari kitab ini, maka Yohanes
ingin menjawab kebutuhan yang ada pada zaman itu, yaitu untuk menghibur orang
percaya yang sedang berada di bawah tekanan Kekaisaran Romawi supaya tetab
setia di dalam Kristus.
DAFTAR
PUSTAKA
Christina,
Enda. Studi Eksegesisi Terhadap Gagasan
Milenium Dalam Wahyu 20:1-6, Skripsi. Malang:
STT Satyabhakti, 2001.
Hendriksen,
William. Lebih Dari Pemenang: Sebuah Interpretasi Kitab Wahyu. Surabaya:
Momentum, 2007.
Herr,
J. J. de. Tafsir Alkitab: Kitab Wahyu. Jakarta:
PT BPK Gunung Mulia, 1996.
Kistemaker,
Simon J. Tafsiran Kitab Wahyu. Surabaya: Momnetum, 2011.
Mounce,
Robert H. The New International Comentary On The New Testament: The Book Of
Revelation. Michigan: William B. Eerdmans
Publishing Company, 1977.
Russel,
D. S.. The Method And Message Of Jewish Apocalyptic. Philadelphia: The Westminster Press, 1964.
Wiersbe,
Warren W. Berkemenangan Di Dalam Kristus, Di Dalam Kristus Anda Adalah Seorang
PemenangBandung: Yayasan Kalam
Hidup, 2002.
[1]. J. J. de Herr, Tafsir Alkitab: Kitab Wahy,. (Jakarta:
PT BPK Gunung Mulia, 1996), 291
[2]. Warren W Wiersbe, Berkemenangan
Di Dalam Kristus, Di Dalam Kristus Anda Adalah Seorang Pemenang, (Bandung:
Yayasan Kalam Hidup, 2002), 158.
[3]. Herr, 291
[4]. Ibid.
[5]. Wiersbe,158
[6].
Robert H Mounce, The New
International Comentary On The New Testament: The Book Of Revelation. (Michigan: William B. Eerdmans Publishing
Company, 1977), 351-352
[7].
William Hendriksen, Lebih Dari Pemenang: Sebuah Interpretasi
Kitab Wahyu, (Surabaya: Momentum,
2007), 221
[8]. Simon J. Kistemaker, Tafsiran Kitab Wahyu. (Surabaya: Momnetum, 2011), 528
[9].
Ibid, 583
[10]. Ibid.
[12]. Enda Christina, Studi
Eksegesisi Terhadap Gagasan Milenium Dalam Wahyu 20:1-6, Skripsi ( Malang: STT
Satyabhakti, 2001), 22.
[16]. D.S Russel, The
Method And Message Of Jewish Apocalyptic, (Philadelphia:
The Westminster Press. 1964), 290.
No comments:
Post a Comment