Teologi Keselamatan Ditinjau Dari Sudut
Pandang
Calvinisme Dan Arminian
By: Vesdi
Sejarah Calvinisme
Jhon
Calvin lahir di Perancis pada tahun 1509.
pada tahun 1534 dia mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang
protestanisme dan dipaksa untuk meninggalkan Perancis. Calvin menuju ke kota Basel yang ada di Swiss
untuk menetap dan menyelesaikan tulisannya yang berjudul “The Institutes of
the Christian Religion”, suatu karya apologetik yang mempertahankan
Protestanisme di hadapan raja Perancis.[1]
Ia memulai studi untuk menjadi imam di
university of paris pada usia 14 tahun, tetapi padawaktu ia mengalami konflik
dengan bishop, maka ia berubah menjadi studi tentang hukum. Ia menjadi sangat fasih dalam berbahasa
latin, Yunani dan Ibrani. Pertobatannya
terjadi melalui kontaknya dengan laum protestan, kemungkinan besar terjadi pada
tahun 1533 atau 1534, namun informasi rincinya sangat kurang dalam hal
ini. Pada waktu itu, Calvin menolak “supretisi
kepausan.” Ia dianiaya oleh karena
imannya, dipenjarakan tetapi kemudian dibebaskan. Ia mendapat perlindungan di Basel, Switzerland,
dimana ia mulai pelayanan menulisnya yang ekstensif. Pada tahun 1536, Calvin menerbitkan edisi
pertama dari Institutes (pada waktu
ia berusia 26 tahun). Institutes pada awalnya ditulis dalam
bahasa latin, dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa perancis oleh Calvin.
Ia secara konstan merevisi tulisannya, memperluas edisi pertama Institutes dari enam pasal menjadi
delapan puluh pasal dalam edisi keempat yang merupakan edisi terakhir pada
tahun1559.[2]
Di Geneva-lah, Switzerland, dimana Calvin bertentangan
dengan Guillaume Farel(1489-1565), seorang pemimpin reformasi, yang kemudian
menyebabkan Calvin mengembangkan institutes
dan juga menjadi seorang pemimpin dalam reformasi. Di Geneva, ia dengan Farel mulai mulai
mengajarkan teologi reformasi, tetapi kemudian dihentikan. Calvin pergi ke Starsboufr selama tiga tahun(1538-1541)
sebagai seorang pendeta bagi pengusi Perancis.
Kesempatan untuk berkiprah dalam kanca politik pada tahun 1541
memungkinkan ia untuk kembali ke Geneva dan bekerja dengan Farel. Calvin melayani sebagai seorang pendeta
demikian pula sebagai seorang pemimpin masyarakat, tetapi juga mengembangkan
perdagangan di Geneva, dan menjadikannya suatu Negara yng makmur. Calvin juga seorang penulis yang produktif,
ia menulis tafsiran dari empat puluh Sembilan kitab Alkitab, demikian pula
Pamflet dan institutes yang cukup tebal.[3]
Penyebaran Calvinisme
Pengaruh
John Calvin dirasakan diseluruh Eropa, pada saat pengajaran doktrinalnya
menyebar dengan cepat. Heidelberg Cathecism,
yang ditulis pada tahun 1563 oleh teman-teman Calvin, telah mempengaruhi
gereja-gereja Reformed di belanda, Jerman dan Amerika. Belgic confession, yang
ditulis pada tahun 1563 oleh teman-teman Calvin, telah mempengaruhi gereja-gereja
reformed di belanda, Jerman dan Amerika.
Belgic Confession yang ditulis
pada tahun 1561, oleh Guy De Bray, menjadi patokan kepercayaan di gereja Duch
Reformed. Synod of Dort yang diselenggarakan pada tahun 1618-1619, manegutuk
Arminianisme dan Remonstrans, dan meneguhkan doktrin Calvinistik sebagai
Pengekspresian dari pengakuan-pengakuan Heideberg dan Belgic.
Selama
periode yang telah disebutkan terdahulu, Calvinisme telah menggantikan
Lutheranisme sebagai kekuatan yang berpengaruh.
Calvinisme juga menyebar sampai ke Skotlandia dalam bentuk
Presbyterianisme. Dari Skotlandia,
Calvinisme pada puncaknya memepengaruhi Puritanisme di Inggris. John Knox (1505-1572), yang belajar di bawah
Calvin di Geneva, merupakan pemimpin Reformasi di Skotlandia. Ia kembali untuk memimpin Skotlandia pada
penolakan secara resmi pada otoritas Paus dan pengadopsian pengakuan iman
Calvinistik. Di inggris, Calvinisme juga
berkembang, dimana sebagai akibatnya, telah menghasilkan The Thirty Nine
Articles (1563) dari Church Of England yang dilatarbelakangi oleh teologi Calvinisme.
Kaum puritan menjadi kekuatan yang
penting bagi Calvinisme di inggris. Berdasarkan
pada karya-karya William Tyndale dan John Knox, akum puritan berusaha memurnikan
The Church of England.
Kolonialisasi
Amerika membawah Calvinism ke pantai Amerika utara. Pengakuan iaman Westminister menjadi standar
bagi gereja-gereja Presbiteryan.
Pada akhirnya, Calvinisme menghasilkan
semacam sarjana-sarjana yang terkemuka dan pemimpin-pemimpin Kristen baik di
Eropa maupun di amerika. Di Eropa,
Abraham Kuyper menjadi Perdana mentri dan sarjana Calvinistik, James orr
menulis pembelaan untuk Calvinisme di Skothlandia, sementara Amerika
menghasilkan yang serupa seperti Charles dan A.A. Hodge, William G. T. Shedd,
J. Gresham Machen, Benjamin B. Warfield, Cornelius Van Til, dan banyak lainnya.
Lima Butir Calvinisme
Calvin tidak menuliskan apa yang disebut “lima butir
Calvinisme”. Mereka berasal dari Synod
of Dort(1619) dan juga sebagai suatu hasil dari pengukuhan keunikan dari
Calvinisme secara berabad-abad. Allah
yang berdaulat adalah Allah yang sentral dalam teologi Calvin, dan
direfleksikan dalam lima butir. Kelima
butir itu menekankan kedaulatan-Nya serta kekorupan manusia dan dosa. Kelima
butir itu ialah:
·
Kekorupan secara total: Sebagai
akibat dari kejatuhan Adam, seluruh umat manusia terpengaruh; semua manusia
mati dalam pelanggaran dosa. Manusia
tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
·
Pemilihan tanpa syarat: Oleh
karena manusia mati dalam dosa, ia tidak mampu berinisiatif untuk berespon kepada
Allah, karena itu, dalam kekekaalan Allah memilih orang tertentu untuk
selamat. Pemelihan dan predestinasi
adalah tanpa siarat; semua itu tidak berdasar pada respon manusia.
·
Penebusan terbatas: Oleh karena
Allah menentukan bahwa orang-orang tertentu harus diselamatkan sebagai akibat
dari pemilihan Allah yang tanpa syarat, maka ia menetapkan bahwa Kristus harus
mati untuk orang pilihan itu. Semua yang
telah dipilih Allah dan Kristus telah mati untuk mereka akan diselamatkan.
·
Anugerah yang tidak dapat ditolak:
Mereka yang telah dipiih oleh Allah dan Kristus dan telah mati untuk
mereka, Allah menarik mereka pada diri-Nya melalui anugerah yang tidak dapat
ditolak. Allah membuat manusia bersedia
untuk datang kepada Dia. Pada waktu
Allah memanggil, manusia menaggapi.
·
Ketekunan orang kudus: Orang-orang
yang telah dipilih Allah dan ditarik pada diri-Nya melalui Roh Kudus akan
dipelihara dalam iman. Tidak ada satupun
dari orang yang telah dipilih Allah akan terhilang; mereka pasti selamat secara
kekal.
Doktrin Dari Teologi Calvinisme
Kedaulatan Allah
Dasar
dari semua system Calvinisme adalah doktrin tentang kedaulatan Allah. Calvinisme menyatakan bahwa kedaulatan Allah
yang tertinggi; Ia memiliki otoritas yang mutlak dan tidak dapat dibantah atas
semua ciptaan-Nya, dan tidak ada yang dipandang dan terjadi tanpa tunduk pada
kedaulatan kehendak-Nya. Ia bukan hanya
Pencipta dan Penopang tetapi Ia yang mengizinkan semuanya terjadi dari
permulaan waktu sampai kesudahannya.
Calvin berpendapat bahwa kedaulatan Allah tidak menghilangkan tanggung jawab manusia. Ia memberikan manusia penalaran dan kehendak,
dan manusia bertanggungjawab atas keputusan-keputusan mereka. Dipihak lain, tanggung jawab manusia tidak
menggeser kedaulatan Allah. Allah tidak
hanya menunggu untuk melihat apakah keputusan manusia sebelum Ia bertindak,
melainkan Allah berdaulat atas tindakan dan keputusan manusia untuk mencapai
tujuan-Nya. Dengan kata lain, Allah
tidak memerintah peristiwa apa pun di luar diri-Nya, tetapi hanya berdasarkan
apa yang berkenan kepada-Nya. Dengan
demikian Allah menentukan hasil dari semua orang, peristiwa dan segalah
sesuatu.
Hasil
dari kedaulatan Allah adalah tujuan Allah akan tercapai. Tidak ada yang dapat mengagalkan rencana-Nya;
sejarah akan berjalan sesuai dengan kehendak Allah yang telah ditentukan
sebelumnya.
Predestinasi
Calvin
menjabarkan predestinasi sebagai berikut:
predestinasi disebut ketetapan Allah yang kekal, yang melaluinya Ia
telah menetapkan di dalam diri-Nya apa yang akan terjadi dalam setiap individu
umat manusia.. hidup kekal ditetapkan sebelumnya bagi sebagian orang, dan
penghukuman kekal bagi yang lain. Setiap
orang karena itu, diciptakan untuk salah satu dari tujuan ini, kita sebut Ia
memprdestinasikan baik untuk hidup maupun untuk mati.
Predestinasi memiliki aspek luas dan
sempit. Dalam aspek yang luas, hal itu
meneankan bahwa Allah menetapkan sebelumnya apa saja yang akan terjdi,
berdasarkan pada Efesus 1:11. Dari
kekekalanj Allah telah menetapkan peristiwa-peristiwa dalam sejara. Aspek yang lebh sempit dari predestinasi
ialah personal, artinya dari sejak kekekaan Allah telah memilih sebagian orang
untuk keselamatan dan membiarkan sisanya berjalan menurut kehendaknya. Doktrin mengenai yang terakhir ini bias
disebut dengan reprobasi (Rom. 9:16-19).
Kerusakan Secara
Total
Kata “rusak” berarti bahwa karena kekorupan dari dosa maka “tidak ada
yang dapat dilakukan oleh manusia untuk melakukan jasa yang dapat membuat Allah
berkenan menyelamatkan mereka, sedangkan kata “total” berarti bahwa kerusakan itu “telah meluas sampai pada semua
aspek dari natur manusia, sampai pada keseluruhan keberadannya”.
Kerusakan total mengindikasikan
bahwa manusia sama sekali tidak mampu untuk melakukan apa pun untuk
menyelamatkan dirinya. Allah harus
mengambil inisiatif dalam prosesnya apabila manusia mau diselamatkan.
Pemlihan Tanpa
Syarat
Calvinisme mengajarkan bahwa dari
sejak kekekalan, Allah telah memilih orang-orang tertentu untuk keselamatan
tanpa syarat, artinya tanpa memperhitungkan perbuatan atau jasa mereka. Tanpa syarat menekankan bahw apemilihan itu
tidak bergantung pada kemahatahuan Allah yang mengetahuibahwa sebagian orang
akan percaya pada Kristus. Pemilihan
bukan berdasarkan pada kemampuan manusia atau respon manusia. Tanpa syarat menekankan pada bahwa Allah saja
yang mengambil inisiatif dalam prosesnya.
Penebusan
Terbatas
Pandangan ini juga menunjuk pada
penebusan particular, yang meyatakan bahwa “Allah bertujuan dalam penebusan
yang bertujuan hanya untuk menyelamatkan orang-orang pilihan dan artinya hanya
semua orang yang dipilih yang diselamatkan.
Apabila Allah telah memilih orang-orang tertentu untuk keselamatan dari
sejak kekekalan, maka hal yang secara logis berikutnya adalah bahwa Ia juga
akan menyediakan penebusan hanya bagi mereka yang telah Ia pilih.
Anugerah Yang
Tidak Dapat Ditolak
Anugerah merupakan kemurahan Allah
yang tidak berdasarkan jasa manusia.
Calvinis menekankan keharusan dari anugerah Allah untuk
keselamatan. Apabila manusia tidak dapat
melakukan apa pun juga untuk menyelamatkan dirinya, maka Allahlah yang harus
bertindak; Allah yang harus menyediakan anugerah supaya manusia dapat
diselamatkan. Ini merupakan karya yang
tidak dapat ditolak, yang juga menunjuk pada anugerah yang khusus dan efektif
(karena anugerah itu efektif).
Anugerah yang tidak dapat ditolak
tidak membuat seseorang berlawanan dengan kehendaknya. Anugera yang tidak dapat ditolak membuat
seseorang menjadi relah dan berkeinginan untuk datang, sebagaimana defenisi
yang disampaikan oleh Berchof:”dengan mengubah hati, maka hal itu membuat
manusia secara sempurnah berkehendak untuk menerima Yesus Kristus untuk
keselamatan dan bersedia untuk menaati kehendak Allah. Anugerah yang tidak dapat ditolak merupakan
karya superanatural dari Allah dimana karya-Nya dalam jiwa seseorang, mengubah
seluruh natur melalui pekerjaan Roh Kudus.
Ketekunan Orang-Orang
Kudus
Doktrin ketekunan sering kali
diekspresikan “sekali selamat- selalu selamat” secara ringkas didefenisikan,
ketekunan orang-orang kudus berarti bahwa orang-orang percaya akan bertekun
dalam kepercayaan mereka kepada Kristus sebagai Juruselamat mereka. Jadi mereka akan selalu diselamatkan. Berkhof mendefinisikan ketekunan sebagai pekerjaan
Roh Kudus dsecara terus menerus dalam diri orang percaya, dimana anugerah dari
pekerjaan ilahi ini dimulai didalam hati, diteruskan dan sampai pada pemenuhannya.
Doktrin ini kadang-kadang manunjuk
pada “jaminan kekal”, yang menekankan kepastian dari keselamatan orang pilihan
itu. Namun demikian, ketekunan itu juga
memiliki penekanan yang penting, yaitu bahwa orang-orang Kristen bertekun dalam
kepercayaannya. Meskipun istila
ketekunan kelihatannya menyatakan bahwa kelangsungan dari iman bergantung pada
orang,percaya, hal itu bukanlah yang ditekankan dalam doktri ini. Kelangsungan didalam iman bergantung pada
Allah.
Teologi
Armenian
Armenian merupakan suatu istila yang
digunakan untuk menjabarkan panjangan teologis dari Jacobus Arminius
(1560-1609) dan gerakan yang mengikuti pengajarannya.[4] Posisis Arminian diekspresikan secara rinci oleh
para pengikut Arminius di The Remonstrance, sebuah dokumen yang dihasilkan
tahun1610,secara resmi memprotes Calvinisme yang ketat di Belanda.
Meskipun
Armenian merupakan hasil dari suatu perbedaan teologis di antara gereja
Reformed, pandangan teologisnya dipegangn oleh kelompok-kelompok yang beragam
pada saat ini. Methodisme dan Wesleianisme adalah pengikut dari adala pengikut
dari teologi Armenian ini, demikian pula gerakan holiness, bayak kaum kharismatik, dan yang lain seperti the Free
Will Baptists.
Perkembangan sejarah
dan Teologi Armenian
Jacobus Arminius
Jacobus
Arminius lahir di Belanda dan belajar di Marburg, Leiden, Geneva, dan
Basel. Ia melayani sebagai pendeta
jemaat Amsterdam (1588-1603) dan dosen di universitas Leiden, Belanda selama
enam tahun terakhir dari hidupnya.
Meskipun
Arminius pada awalnya adalah seorang Calvinis yang ketat (ia telah belajar di
bawah Beza menantu dari Calvin) di Geneva, kemudian ia mempertahankan
Calvinisme melawan Kornheert, padawaktu
itu ia percaya bahwa lawannya lebih bisa mempertahankan pandangannya. Kekalahannya ini telah memimpin Arminius untuk
menolak Calvinisme.
Arminius
membantah doktrin-doktrin Calvinisme tentang preedestinasidan reprobasidan
berusaha untuk memodifikasi Calvinisme sehingga “Allah tidak dapat diangap
sebagai perancang dosa, juga manusia sebagai Robot di tangan Allah.” Arminius juga membantah supralapsrnianisme yaitu pandangan Calvin yang menyatakan bahwa
Allah menetapkan keselamatan dan reprobasi bagi orang-orang tertentu sebelum
kejatuhan. Ia percaya bahwa
supralapsarianisme membuat Allah menjadi perancang dosa.
Arminius
juga mengajarkan pandangan penebusan tidak terbatas dari Kristus, dimana
Kristus menderita bagi setiap orang.
Sebagai tambahan, ia menekankan bahwa anugerah Allah dapat ditolak, Berdasarkan
pada 1 Petrus 1:10, Arminius juga mengajarkan bahwa orang percaya dapat
terhilang selamanya.
Sidang di Dort
Pandangan Arminius memancing
perdebatan yang cukup banyak di Holand, bahkan diantara teman-teman sejawatnya. Oleh krena itu Arminius mengajukan kepada
pemerintah untuk mengadakan sidang dalam rangka menyelesaika isu itu. Arminius meninggal pada tahun 1609, Sembilan
tahun sebelum sidang itu diadakan.
Sidang di Dort diadakan oleh gubernur Negara pada tanggal 13 November 1618
sampai 9 Mei 1619. Delapan puluh empat
anggota menghadirinya, lima puluh delapan orang Belanda. Dengan Presiden dan sekertaris pertama yang adalah
seorang calvinis, dan seluruh delegasi dari Belanda pandangannya ortodoksi,
nasib para Remonstran dimateraikan.
Kelima artikel Remonstran ditolak dan lima kanon dari Calvinisme
diadopsi, bersamaan dengan pengakuan Belgic dan Katekisme Heidelberg.
Penganiayaan terjadi setelah
keputusan sidang. Duaratus pendeta
Arminian kehilangan posisinya; negarawan John van Olden Barneveldt dipenggal
kepalanya, Hugo Grotius dikutuk dan dipenjarakan seumur hidup, tetapi ia
melarikan diri setelah dua tahun dipenjara.
Banyak penganut Arminianisme melarikan diri keluar negeri.
Pemimpin-Pemimpin
Belanda
Setelah tahun 1626 penganiayaan
dilarang, para remonstran kembali ke Holand, mendirikan gereja-gereja dan
sekolah sekolahyang diizinkan oleh ketetapan-ketetapan pada tahun 1630. Sekolah teologi yang paling terkemuka
didirikan di Amsterdam dengan Simon Episcopus sebagai dosen teologimya. Setelah penganiayaan, kaum Arminian kembali
ke Holand, prinsip-prinsip toleransi mereka telah berpengaruh di negeri itu,
dimana setelah itu menjadi negeri yang lebih memiliki toleransi religious. Namun, Arminian semakin berkurang religious
dan geografis, mempersiapkan “jalan bagi Rasionalisme, yang cukup berhasil di
Gereja-gereja yang besar dan mapan di Holand, Geneva, dan Jerman.
Inggris dan John
Wesley
Doktrin Arminian telah dianut
diingris sebelum Arminius. Artikel
tentang agama, contohnya, cukup membingungkan sehingga dapat ditafsirkan secara
Arminian atau Calvinistik. Universitas
Cambridge, meskipun doktrinnya Calvinistic, namun pengaruh Arminian dapat
dirasakan.
Setelah perang sipil,Charles II yang
meremehkan Presbyterian, mendirikan kembali doktrin Armenian di gereja
England. Doktrin ini yang dominan disana
selama 50 tahun. Namun perlu
diperhatikan bahwa Armenian di Inggris berbeda dengan Armenian di Holand.
Armenian di Inggris mengabaikan doktrin anugerah dan menekankan teori
keteladanan sehubungan dengan penebusan Kristus. Armenian di Inggris mengarak ke Pelagianisme,
dan seperti John Wesley yang berusaha membangkitkan pengajaran yang benar dari
Arminius.
John Wesley (17-1791), anak dari
Sembilan belas bersaudara, dididik oleh Susan, ibunya yang sangat berbakti
sejak usia dini. Wesley dididik di
Oxford dan mengalami pertobatan religious tahun 1725, dimana ia menulis studi
metodikal Alkitab yang disebut “the Holy Club” . Klub ini kemudian disebut Methodist karena metodenya yang ketat
dalam mempelajari Alkitab.
Ajaran
Armenianisme telah mengalami
perkembangan sedemikian rupa sehingga bukan lagi murni ajaran dari Armenius.
Berikut ajaran Armenianisme yang paling umum berkembang di gereja-gereja saat
ini.
Kehendak Bebas atau
Kemampuan Manusia.
Meskipun sifat manusia dipengaruhi
serius oleh kejatuhan dalam dosa, rohani manusia tidak ditinggalkan dalam keadaan
tak berdaya secara total. Tuhan memberi
kemungkinan setiap orang berdosa untuk bertobat dan percaya tanpa mengganggu
kebebasan manusia. Setiap orang berdosa
memiliki suatu kehendak bebas, dan tujuan kekal bergantung pada bagaimana ia
menggunakannya. Kebebasan manusia
mempunyai kemampuan untuk memilih kebaikan atau kejahatan dan dalam hal-hal
rohani; kehendak manusia tidak diperbudak oleh sifat dosa. Orang berdosa memiliki kekuatan untuk bekerja
sama dengan Roh Allah untuk dilahirkan kembali atau menolak anugerah Allah dan
binasa. Orang berdosa kehilangan
pertolongan Roh Kudus, tetapi ia tidak harus dilahirkan kembali oleh Roh
sebelum ia dapat percaya, iman adalah tindakan manusia dan mendahului kelahiran
baru. Iman adalah pemberian orang berdosa kepada Allah, dan kontribusi bagi
keselamatan manusia.
Pemilihan Bersyarat
Pilihan Allah untuk menyelamatkan
individu-individu tertentu sebelum dunia dijadikan didasarkan pada pengetahuan
sebelum-Nya bahwa mereka akan menanggapi panggilan-Nya. Dia memilih hanya orang-orang yang Dia tahu
akan percaya Injil berdasarkan kehendak bebas mereka. Oleh karena itu pemilihan ditentukan oleh
atau disyaratkan pada apa yang manusia akan lakukan. Iman yang akan Allah anugerahkan berdasarkan
pilihan-Nya, tidak diberikan kepada orang berdosa oleh Allah (bukan diciptakan
oleh kekuatan regenerasi Roh Kudus), tetapi semata-mata dari kehendak bebas
manusia. Iman itu akan diserahkan
sepenuhnya kepada manusia yang akan percaya.
Allah memilih orang-orang yang Dia tahu akan memilih Kristus berdasarkan
kehendak bebas mereka sendiri. Jadi penyebab utama keselamatan bukan karena
Allah memilih orang berdosa tetapi karena orang berdosa yang memilih Kristus.
Penebusan Universal atau
pendamaian umum.
Karya penebusan Kristus memungkinkan setiap orang
untuk diselamatkan tetapi tidak benar-benar menjamin keselamatan siapa
pun. Meskipun Kristus mati untuk semua
orang dan untuk setiap orang, tetapi hanya mereka yang percaya kepada-Nya akan
diselamatkan. Kematian-Nya memungkinkan
Allah mengampuni orang berdosa dengan syarat bahwa mereka percaya, tetapi tidak
benar-benar menyingkirkan dosa-dosanya siapa pun. Penebusan Kristus menjadi efektif hanya jika
manusia memilih untuk menerimanya.
Roh Kudus dapat secara
efektif ditolak.
Roh Kudus memanggil manusia untuk
diselamatkan melalui undangan Injil. Dia
melakukan semua yang dapat membawa setiap orang berdosa untuk keselamatan. Tetapi karena manusia itu bebas, ia dapat
menolak panggilan Roh Kudus. Roh tidak
dapat melahirbarukan orang berdosa sampai ia percaya; iman (yang merupakan
kontribusi manusia) mendahului dan memungkinkan kelahiran baru. Dengan demikian, kehendak bebas manusia itu
membatasi Roh dalam penerapan karya Kristus yang menyelamatkan. Roh Kudus hanya dapat menarik orang-orang
kepada Kritus sebatas mereka yang mengijinkan Dia untuk bekerja di dalam
kehidupannua. Sampai orang berdosa
merespon, Roh Kudus tidak bisa memberikan kehidupan dan anugerah Allah. Oleh karena itu, pekerjaan Roh Kudus dapat
dikalahkan, bisa-dan sering ditolak dan digagalkan oleh manusia.
Jatuh dari kasih karunia.
Orang-orang yang beriman dan
benar-benar diselamatkan dapat kehilangan keselamatan mereka jika gagal menjaga
iman mereka. Semua Arminian belum
disepakati pada point ini, beberapa menganggap bahwa orang percaya selalu aman
di dalam Kristus, bahwa orang berdosa yang sudah dilahirbarukan tidak pernah
bisa hilang.
Menurut
Arminianisme, keselamatan dicapai melalui usaha gabungan dari Allah (yang
mengambil inisiatif) dan manusia (yang harus merespons); respons manusia menjadi
faktor yang menentukan. Tuhan telah
menyediakan keselamatan bagi semua orang, tapi ketentuan-Nya menjadi efektif
hanya bagi mereka yang dengan kehendak bebas mereka sendiri memilih untuk
bekerja sama dengan Dia dan menerima tawaran anugerah-Nya. Point
pentingnya adalah kehendak manusia memegang peranan yang menentukan,
sehingga manusia, bukan Tuhan, yang akan menentukan penerima anugerah
keselamatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Baan, G. J.. Tulip, Lima Pokok Calvinisme. Surabaya: Momentum, 2009.
Berkhof, Louis. Teologi Sistematika 4, Doktrin Keselamatan. Jakarta: LEmbaga Reformed Injili Indonesia,
1997.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology, Volume
2. Malang: Literatur SAAT, 2004.
Erickson, Millard J.. Teologi
Kristen, Volume 3. Malang: Gandum
Mas, 2004.
Greg Gibson. “Calvinisme, Arminianisme, Apakah itu?”. Artikel Online. Diambil dari JesusSaidFollowMe.org. Diakses 20 April 2015.
Jonge, Christian De.
Apa Itu Calvinisme. Jakarta:
PT BPK Gunung Mulia, 1998.
Oscar B. Mink, Humanisme Dari Arminianisme.
Artikel Online. Diambil dari www.pbministries.org
Palmer, Edwin H.. Lima Pokok Calvinisme, diterjemahkan oleh Elsye. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,
1996.
Rev Eric
Kampen. “Arminianisme Sebuah Injil Lain?”.
Artikel Online Diambil dari www.mountainretreatorg.net. Diakses 20 April 2015
Steven Houck.
“Kristus dari
Arminianisme(Freewillism)”. Artikel Online. Diambil dari www.reformedspokane.org. Diakses 20 April 2015.
Thiessen, Hendry C..
Teologi Sistematika. Malang:
Gandum Mas. 1992.
No comments:
Post a Comment