Friday, August 28, 2015

Teologi Keselamatan Ditinjau Dari Sudut Pandang Calvinisme Dan Arminian



Teologi Keselamatan Ditinjau Dari Sudut Pandang
 Calvinisme Dan Arminian
By: Vesdi
Sejarah Calvinisme

Jhon Calvin lahir di Perancis pada tahun 1509.  pada tahun 1534 dia mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang protestanisme dan dipaksa untuk meninggalkan Perancis.  Calvin menuju ke kota Basel yang ada di Swiss untuk menetap dan menyelesaikan tulisannya yang berjudul “The Institutes of the Christian Religion”, suatu karya apologetik yang mempertahankan Protestanisme di hadapan raja Perancis.[1]
Ia memulai studi untuk menjadi imam di university of paris pada usia 14 tahun, tetapi padawaktu ia mengalami konflik dengan bishop, maka ia berubah menjadi studi tentang hukum.  Ia menjadi sangat fasih dalam berbahasa latin, Yunani dan Ibrani.  Pertobatannya terjadi melalui kontaknya dengan laum protestan, kemungkinan besar terjadi pada tahun 1533 atau 1534, namun informasi rincinya sangat kurang dalam hal ini.  Pada waktu itu, Calvin menolak “supretisi kepausan.”  Ia dianiaya oleh karena imannya, dipenjarakan tetapi kemudian dibebaskan.  Ia mendapat perlindungan di Basel, Switzerland, dimana ia mulai pelayanan menulisnya yang ekstensif.  Pada tahun 1536, Calvin menerbitkan edisi pertama dari Institutes (pada waktu ia berusia 26 tahun).  Institutes pada awalnya ditulis dalam bahasa latin, dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa perancis oleh Calvin. Ia secara konstan merevisi tulisannya, memperluas edisi pertama Institutes dari enam pasal menjadi delapan puluh pasal dalam edisi keempat yang merupakan edisi terakhir pada tahun1559.[2]
Di Geneva-lah, Switzerland, dimana Calvin bertentangan dengan Guillaume Farel(1489-1565), seorang pemimpin reformasi, yang kemudian menyebabkan Calvin mengembangkan institutes dan juga menjadi seorang pemimpin dalam reformasi.  Di Geneva, ia dengan Farel mulai mulai mengajarkan teologi reformasi, tetapi kemudian dihentikan.  Calvin pergi ke Starsboufr selama tiga tahun(1538-1541) sebagai seorang pendeta bagi pengusi Perancis.  Kesempatan untuk berkiprah dalam kanca politik pada tahun 1541 memungkinkan ia untuk kembali ke Geneva dan bekerja dengan Farel.  Calvin melayani sebagai seorang pendeta demikian pula sebagai seorang pemimpin masyarakat, tetapi juga mengembangkan perdagangan di Geneva, dan menjadikannya suatu Negara yng makmur.  Calvin juga seorang penulis yang produktif, ia menulis tafsiran dari empat puluh Sembilan kitab Alkitab, demikian pula Pamflet dan institutes yang cukup tebal.[3]
Penyebaran Calvinisme
Pengaruh John Calvin dirasakan diseluruh Eropa, pada saat pengajaran doktrinalnya menyebar dengan cepat.  Heidelberg Cathecism, yang ditulis pada tahun 1563 oleh teman-teman Calvin, telah mempengaruhi gereja-gereja Reformed di belanda, Jerman dan Amerika. Belgic confession, yang ditulis pada tahun 1563 oleh teman-teman Calvin, telah mempengaruhi gereja-gereja reformed di belanda, Jerman dan Amerika.  Belgic Confession yang ditulis pada tahun 1561, oleh Guy De Bray, menjadi patokan kepercayaan di gereja Duch Reformed. Synod of Dort yang diselenggarakan pada tahun 1618-1619, manegutuk Arminianisme dan Remonstrans, dan meneguhkan doktrin Calvinistik sebagai Pengekspresian dari pengakuan-pengakuan Heideberg dan Belgic.
Selama periode yang telah disebutkan terdahulu, Calvinisme telah menggantikan Lutheranisme sebagai kekuatan yang berpengaruh.  Calvinisme juga menyebar sampai ke Skotlandia dalam bentuk Presbyterianisme.  Dari Skotlandia, Calvinisme pada puncaknya memepengaruhi Puritanisme di Inggris.  John Knox (1505-1572), yang belajar di bawah Calvin di Geneva, merupakan pemimpin Reformasi di Skotlandia.  Ia kembali untuk memimpin Skotlandia pada penolakan secara resmi pada otoritas Paus dan pengadopsian pengakuan iman Calvinistik.  Di inggris, Calvinisme juga berkembang, dimana sebagai akibatnya, telah menghasilkan The Thirty Nine Articles (1563) dari Church Of England yang dilatarbelakangi oleh teologi Calvinisme.  Kaum puritan menjadi kekuatan yang penting bagi Calvinisme di inggris.  Berdasarkan pada karya-karya William Tyndale dan John Knox, akum puritan berusaha memurnikan The Church of England.
Kolonialisasi Amerika membawah Calvinism ke pantai Amerika utara.  Pengakuan iaman Westminister menjadi standar bagi gereja-gereja Presbiteryan.
Pada akhirnya, Calvinisme menghasilkan semacam sarjana-sarjana yang terkemuka dan pemimpin-pemimpin Kristen baik di Eropa maupun di amerika.  Di Eropa, Abraham Kuyper menjadi Perdana mentri dan sarjana Calvinistik, James orr menulis pembelaan untuk Calvinisme di Skothlandia, sementara Amerika menghasilkan yang serupa seperti Charles dan A.A. Hodge, William G. T. Shedd, J. Gresham Machen, Benjamin B. Warfield, Cornelius Van Til, dan banyak lainnya.


Lima Butir Calvinisme
Calvin tidak menuliskan apa yang disebut “lima butir Calvinisme”.  Mereka berasal dari Synod of Dort(1619) dan juga sebagai suatu hasil dari pengukuhan keunikan dari Calvinisme secara berabad-abad.  Allah yang berdaulat adalah Allah yang sentral dalam teologi Calvin, dan direfleksikan dalam lima butir.  Kelima butir itu menekankan kedaulatan-Nya serta kekorupan manusia dan dosa. Kelima butir itu ialah:
·         Kekorupan secara total:  Sebagai akibat dari kejatuhan Adam, seluruh umat manusia terpengaruh; semua manusia mati dalam pelanggaran dosa.  Manusia tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
·         Pemilihan tanpa syarat:  Oleh karena manusia mati dalam dosa, ia tidak mampu berinisiatif untuk berespon kepada Allah, karena itu, dalam kekekaalan Allah memilih orang tertentu untuk selamat.  Pemelihan dan predestinasi adalah tanpa siarat; semua itu tidak berdasar pada respon manusia.
·         Penebusan terbatas:  Oleh karena Allah menentukan bahwa orang-orang tertentu harus diselamatkan sebagai akibat dari pemilihan Allah yang tanpa syarat, maka ia menetapkan bahwa Kristus harus mati untuk orang pilihan itu.  Semua yang telah dipilih Allah dan Kristus telah mati untuk mereka akan diselamatkan.
·         Anugerah yang tidak dapat ditolak:  Mereka yang telah dipiih oleh Allah dan Kristus dan telah mati untuk mereka, Allah menarik mereka pada diri-Nya melalui anugerah yang tidak dapat ditolak.  Allah membuat manusia bersedia untuk datang kepada Dia.  Pada waktu Allah memanggil, manusia menaggapi.
·         Ketekunan orang kudus:  Orang-orang yang telah dipilih Allah dan ditarik pada diri-Nya melalui Roh Kudus akan dipelihara dalam iman.  Tidak ada satupun dari orang yang telah dipilih Allah akan terhilang; mereka pasti selamat secara kekal.
Doktrin Dari Teologi Calvinisme
Kedaulatan Allah
            Dasar dari semua system Calvinisme adalah doktrin tentang kedaulatan Allah.  Calvinisme menyatakan bahwa kedaulatan Allah yang tertinggi; Ia memiliki otoritas yang mutlak dan tidak dapat dibantah atas semua ciptaan-Nya, dan tidak ada yang dipandang dan terjadi tanpa tunduk pada kedaulatan kehendak-Nya.  Ia bukan hanya Pencipta dan Penopang tetapi Ia yang mengizinkan semuanya terjadi dari permulaan waktu sampai kesudahannya.  Calvin berpendapat bahwa kedaulatan Allah tidak  menghilangkan tanggung jawab manusia.  Ia memberikan manusia penalaran dan kehendak, dan manusia bertanggungjawab atas keputusan-keputusan mereka.  Dipihak lain, tanggung jawab manusia tidak menggeser kedaulatan Allah.  Allah tidak hanya menunggu untuk melihat apakah keputusan manusia sebelum Ia bertindak, melainkan Allah berdaulat atas tindakan dan keputusan manusia untuk mencapai tujuan-Nya.  Dengan kata lain, Allah tidak memerintah peristiwa apa pun di luar diri-Nya, tetapi hanya berdasarkan apa yang berkenan kepada-Nya.  Dengan demikian Allah menentukan hasil dari semua orang, peristiwa dan segalah sesuatu.
            Hasil dari kedaulatan Allah adalah tujuan Allah akan tercapai.  Tidak ada yang dapat mengagalkan rencana-Nya; sejarah akan berjalan sesuai dengan kehendak Allah yang telah ditentukan sebelumnya. 


Predestinasi
            Calvin menjabarkan predestinasi sebagai berikut:  predestinasi disebut ketetapan Allah yang kekal, yang melaluinya Ia telah menetapkan di dalam diri-Nya apa yang akan terjadi dalam setiap individu umat manusia.. hidup kekal ditetapkan sebelumnya bagi sebagian orang, dan penghukuman kekal bagi yang lain.  Setiap orang karena itu, diciptakan untuk salah satu dari tujuan ini, kita sebut Ia memprdestinasikan baik untuk hidup maupun untuk mati.
            Predestinasi memiliki aspek luas dan sempit.  Dalam aspek yang luas, hal itu meneankan bahwa Allah menetapkan sebelumnya apa saja yang akan terjdi, berdasarkan pada Efesus 1:11.  Dari kekekalanj Allah telah menetapkan peristiwa-peristiwa dalam sejara.  Aspek yang lebh sempit dari predestinasi ialah personal, artinya dari sejak kekekaan Allah telah memilih sebagian orang untuk keselamatan dan membiarkan sisanya berjalan menurut kehendaknya.  Doktrin mengenai yang terakhir ini bias disebut dengan reprobasi (Rom. 9:16-19).
Kerusakan Secara Total
            Kata “rusak” berarti bahwa karena kekorupan dari dosa maka “tidak ada yang dapat dilakukan oleh manusia untuk melakukan jasa yang dapat membuat Allah berkenan menyelamatkan mereka, sedangkan kata “total” berarti bahwa kerusakan itu “telah meluas sampai pada semua aspek dari natur manusia, sampai pada keseluruhan keberadannya”. 
            Kerusakan total mengindikasikan bahwa manusia sama sekali tidak mampu untuk melakukan apa pun untuk menyelamatkan dirinya.  Allah harus mengambil inisiatif dalam prosesnya apabila manusia mau diselamatkan. 

Pemlihan Tanpa Syarat
            Calvinisme mengajarkan bahwa dari sejak kekekalan, Allah telah memilih orang-orang tertentu untuk keselamatan tanpa syarat, artinya tanpa memperhitungkan perbuatan atau jasa mereka.  Tanpa syarat menekankan bahw apemilihan itu tidak bergantung pada kemahatahuan Allah yang mengetahuibahwa sebagian orang akan percaya pada Kristus.  Pemilihan bukan berdasarkan pada kemampuan manusia atau respon manusia.  Tanpa syarat menekankan pada bahwa Allah saja yang mengambil inisiatif dalam prosesnya. 
Penebusan Terbatas
            Pandangan ini juga menunjuk pada penebusan particular, yang meyatakan bahwa “Allah bertujuan dalam penebusan yang bertujuan hanya untuk menyelamatkan orang-orang pilihan dan artinya hanya semua orang yang dipilih yang diselamatkan.  Apabila Allah telah memilih orang-orang tertentu untuk keselamatan dari sejak kekekalan, maka hal yang secara logis berikutnya adalah bahwa Ia juga akan menyediakan penebusan hanya bagi mereka yang telah Ia pilih.
Anugerah Yang Tidak Dapat Ditolak
            Anugerah merupakan kemurahan Allah yang tidak berdasarkan jasa manusia.  Calvinis menekankan keharusan dari anugerah Allah untuk keselamatan.  Apabila manusia tidak dapat melakukan apa pun juga untuk menyelamatkan dirinya, maka Allahlah yang harus bertindak; Allah yang harus menyediakan anugerah supaya manusia dapat diselamatkan.  Ini merupakan karya yang tidak dapat ditolak, yang juga menunjuk pada anugerah yang khusus dan efektif (karena anugerah itu efektif).
            Anugerah yang tidak dapat ditolak tidak membuat seseorang berlawanan dengan kehendaknya.  Anugera yang tidak dapat ditolak membuat seseorang menjadi relah dan berkeinginan untuk datang, sebagaimana defenisi yang disampaikan oleh Berchof:”dengan mengubah hati, maka hal itu membuat manusia secara sempurnah berkehendak untuk menerima Yesus Kristus untuk keselamatan dan bersedia untuk menaati kehendak Allah.  Anugerah yang tidak dapat ditolak merupakan karya superanatural dari Allah dimana karya-Nya dalam jiwa seseorang, mengubah seluruh natur melalui pekerjaan Roh Kudus.
Ketekunan Orang-Orang Kudus
            Doktrin ketekunan sering kali diekspresikan “sekali selamat- selalu selamat” secara ringkas didefenisikan, ketekunan orang-orang kudus berarti bahwa orang-orang percaya akan bertekun dalam kepercayaan mereka kepada Kristus sebagai Juruselamat mereka.  Jadi mereka akan selalu diselamatkan.  Berkhof mendefinisikan ketekunan sebagai pekerjaan Roh Kudus dsecara terus menerus dalam diri orang percaya, dimana anugerah dari pekerjaan ilahi ini dimulai didalam hati, diteruskan dan sampai pada pemenuhannya.
            Doktrin ini kadang-kadang manunjuk pada “jaminan kekal”, yang menekankan kepastian dari keselamatan orang pilihan itu.  Namun demikian, ketekunan itu juga memiliki penekanan yang penting, yaitu bahwa orang-orang Kristen bertekun dalam kepercayaannya.  Meskipun istila ketekunan kelihatannya menyatakan bahwa kelangsungan dari iman bergantung pada orang,percaya, hal itu bukanlah yang ditekankan dalam doktri ini.  Kelangsungan didalam iman bergantung pada Allah.


Teologi Armenian
            Armenian merupakan suatu istila yang digunakan untuk menjabarkan panjangan teologis dari Jacobus Arminius (1560-1609) dan gerakan yang mengikuti pengajarannya.[4]  Posisis Arminian diekspresikan secara rinci oleh para pengikut Arminius di The Remonstrance, sebuah dokumen yang dihasilkan tahun1610,secara resmi memprotes Calvinisme yang ketat di Belanda.
            Meskipun Armenian merupakan hasil dari suatu perbedaan teologis di antara gereja Reformed, pandangan teologisnya dipegangn oleh kelompok-kelompok yang beragam pada saat ini. Methodisme dan Wesleianisme adalah pengikut dari adala pengikut dari teologi Armenian ini, demikian pula gerakan holiness, bayak kaum kharismatik, dan yang lain seperti the Free Will Baptists.
Perkembangan sejarah dan Teologi Armenian
Jacobus Arminius
Jacobus Arminius lahir di Belanda dan belajar di Marburg, Leiden, Geneva, dan Basel.  Ia melayani sebagai pendeta jemaat Amsterdam (1588-1603) dan dosen di universitas Leiden, Belanda selama enam tahun terakhir dari hidupnya.
Meskipun Arminius pada awalnya adalah seorang Calvinis yang ketat (ia telah belajar di bawah Beza menantu dari Calvin) di Geneva, kemudian ia mempertahankan Calvinisme melawan Kornheert,  padawaktu itu ia percaya bahwa lawannya lebih bisa mempertahankan pandangannya.  Kekalahannya ini telah memimpin Arminius untuk menolak Calvinisme.
Arminius membantah doktrin-doktrin Calvinisme tentang preedestinasidan reprobasidan berusaha untuk memodifikasi Calvinisme sehingga “Allah tidak dapat diangap sebagai perancang dosa, juga manusia sebagai Robot di tangan Allah.”  Arminius juga membantah supralapsrnianisme yaitu pandangan Calvin yang menyatakan bahwa Allah menetapkan keselamatan dan reprobasi bagi orang-orang tertentu sebelum kejatuhan.  Ia percaya bahwa supralapsarianisme membuat Allah menjadi perancang dosa.
Arminius juga mengajarkan pandangan penebusan tidak terbatas dari Kristus, dimana Kristus menderita bagi setiap orang.  Sebagai tambahan, ia menekankan bahwa anugerah Allah dapat ditolak, Berdasarkan pada 1 Petrus 1:10, Arminius juga mengajarkan bahwa orang percaya dapat terhilang selamanya.
Sidang di Dort
            Pandangan Arminius memancing perdebatan yang cukup banyak di Holand, bahkan diantara teman-teman sejawatnya.  Oleh krena itu Arminius mengajukan kepada pemerintah untuk mengadakan sidang dalam rangka menyelesaika isu itu.  Arminius meninggal pada tahun 1609, Sembilan tahun sebelum sidang itu diadakan.  Sidang di Dort diadakan oleh gubernur Negara pada tanggal 13 November 1618 sampai 9 Mei 1619.  Delapan puluh empat anggota menghadirinya, lima puluh delapan orang Belanda.  Dengan Presiden dan sekertaris pertama yang adalah seorang calvinis, dan seluruh delegasi dari Belanda pandangannya ortodoksi, nasib para Remonstran dimateraikan.  Kelima artikel Remonstran ditolak dan lima kanon dari Calvinisme diadopsi, bersamaan dengan pengakuan Belgic dan Katekisme Heidelberg.
            Penganiayaan terjadi setelah keputusan sidang.  Duaratus pendeta Arminian kehilangan posisinya; negarawan John van Olden Barneveldt dipenggal kepalanya, Hugo Grotius dikutuk dan dipenjarakan seumur hidup, tetapi ia melarikan diri setelah dua tahun dipenjara.  Banyak penganut Arminianisme melarikan diri keluar negeri.
Pemimpin-Pemimpin Belanda
            Setelah tahun 1626 penganiayaan dilarang, para remonstran kembali ke Holand, mendirikan gereja-gereja dan sekolah sekolahyang diizinkan oleh ketetapan-ketetapan pada tahun 1630.  Sekolah teologi yang paling terkemuka didirikan di Amsterdam dengan Simon Episcopus sebagai dosen teologimya.  Setelah penganiayaan, kaum Arminian kembali ke Holand, prinsip-prinsip toleransi mereka telah berpengaruh di negeri itu, dimana setelah itu menjadi negeri yang lebih memiliki toleransi religious.  Namun, Arminian semakin berkurang religious dan geografis, mempersiapkan “jalan bagi Rasionalisme, yang cukup berhasil di Gereja-gereja yang besar dan mapan di Holand, Geneva, dan Jerman.
Inggris dan John Wesley
            Doktrin Arminian telah dianut diingris sebelum Arminius.  Artikel tentang agama, contohnya, cukup membingungkan sehingga dapat ditafsirkan secara Arminian atau Calvinistik.  Universitas Cambridge, meskipun doktrinnya Calvinistic, namun pengaruh Arminian dapat dirasakan. 
            Setelah perang sipil,Charles II yang meremehkan Presbyterian, mendirikan kembali doktrin Armenian di gereja England.  Doktrin ini yang dominan disana selama 50 tahun.  Namun perlu diperhatikan bahwa Armenian di Inggris berbeda dengan Armenian di Holand. Armenian di Inggris mengabaikan doktrin anugerah dan menekankan teori keteladanan sehubungan dengan penebusan Kristus.  Armenian di Inggris mengarak ke Pelagianisme, dan seperti John Wesley yang berusaha membangkitkan pengajaran yang benar dari Arminius. 
            John Wesley (17-1791), anak dari Sembilan belas bersaudara, dididik oleh Susan, ibunya yang sangat berbakti sejak usia dini.  Wesley dididik di Oxford dan mengalami pertobatan religious tahun 1725, dimana ia menulis studi metodikal Alkitab yang disebut “the Holy Club” . Klub ini kemudian disebut Methodist karena metodenya yang ketat dalam mempelajari Alkitab. 
Ajaran
Armenianisme telah mengalami perkembangan sedemikian rupa sehingga bukan lagi murni ajaran dari Armenius. Berikut ajaran Armenianisme yang paling umum berkembang di gereja-gereja saat ini.
Kehendak Bebas atau Kemampuan Manusia.
Meskipun sifat manusia dipengaruhi serius oleh kejatuhan dalam dosa, rohani manusia tidak ditinggalkan dalam keadaan tak berdaya secara total.  Tuhan memberi kemungkinan setiap orang berdosa untuk bertobat dan percaya tanpa mengganggu kebebasan manusia.  Setiap orang berdosa memiliki suatu kehendak bebas, dan tujuan kekal bergantung pada bagaimana ia menggunakannya.  Kebebasan manusia mempunyai kemampuan untuk memilih kebaikan atau kejahatan dan dalam hal-hal rohani; kehendak manusia tidak diperbudak oleh sifat dosa.  Orang berdosa memiliki kekuatan untuk bekerja sama dengan Roh Allah untuk dilahirkan kembali atau menolak anugerah Allah dan binasa.  Orang berdosa kehilangan pertolongan Roh Kudus, tetapi ia tidak harus dilahirkan kembali oleh Roh sebelum ia dapat percaya, iman adalah tindakan manusia dan mendahului kelahiran baru. Iman adalah pemberian orang berdosa kepada Allah, dan kontribusi bagi keselamatan manusia.
Pemilihan Bersyarat
Pilihan Allah untuk menyelamatkan individu-individu tertentu sebelum dunia dijadikan didasarkan pada pengetahuan sebelum-Nya bahwa mereka akan menanggapi panggilan-Nya.  Dia memilih hanya orang-orang yang Dia tahu akan percaya Injil berdasarkan kehendak bebas mereka.  Oleh karena itu pemilihan ditentukan oleh atau disyaratkan pada apa yang manusia akan lakukan.  Iman yang akan Allah anugerahkan berdasarkan pilihan-Nya, tidak diberikan kepada orang berdosa oleh Allah (bukan diciptakan oleh kekuatan regenerasi Roh Kudus), tetapi semata-mata dari kehendak bebas manusia.  Iman itu akan diserahkan sepenuhnya kepada manusia yang akan percaya.  Allah memilih orang-orang yang Dia tahu akan memilih Kristus berdasarkan kehendak bebas mereka sendiri. Jadi penyebab utama keselamatan bukan karena Allah memilih orang berdosa tetapi karena orang berdosa yang memilih Kristus.
Penebusan Universal atau pendamaian umum.
Karya penebusan Kristus memungkinkan setiap orang untuk diselamatkan tetapi tidak benar-benar menjamin keselamatan siapa pun.  Meskipun Kristus mati untuk semua orang dan untuk setiap orang, tetapi hanya mereka yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan.  Kematian-Nya memungkinkan Allah mengampuni orang berdosa dengan syarat bahwa mereka percaya, tetapi tidak benar-benar menyingkirkan dosa-dosanya siapa pun.  Penebusan Kristus menjadi efektif hanya jika manusia memilih untuk menerimanya.
Roh Kudus dapat secara efektif ditolak.
Roh Kudus memanggil manusia untuk diselamatkan melalui undangan Injil.  Dia melakukan semua yang dapat membawa setiap orang berdosa untuk keselamatan.  Tetapi karena manusia itu bebas, ia dapat menolak panggilan Roh Kudus.  Roh tidak dapat melahirbarukan orang berdosa sampai ia percaya; iman (yang merupakan kontribusi manusia) mendahului dan memungkinkan kelahiran baru.  Dengan demikian, kehendak bebas manusia itu membatasi Roh dalam penerapan karya Kristus yang menyelamatkan.  Roh Kudus hanya dapat menarik orang-orang kepada Kritus sebatas mereka yang mengijinkan Dia untuk bekerja di dalam kehidupannua.  Sampai orang berdosa merespon, Roh Kudus tidak bisa memberikan kehidupan dan anugerah Allah.  Oleh karena itu, pekerjaan Roh Kudus dapat dikalahkan, bisa-dan sering ditolak dan digagalkan oleh manusia.
Jatuh dari kasih karunia.
Orang-orang yang beriman dan benar-benar diselamatkan dapat kehilangan keselamatan mereka jika gagal menjaga iman mereka.  Semua Arminian belum disepakati pada point ini, beberapa menganggap bahwa orang percaya selalu aman di dalam Kristus, bahwa orang berdosa yang sudah dilahirbarukan tidak pernah bisa hilang.
Menurut Arminianisme, keselamatan dicapai melalui usaha gabungan dari Allah (yang mengambil inisiatif) dan manusia (yang harus merespons); respons manusia menjadi faktor yang menentukan.  Tuhan telah menyediakan keselamatan bagi semua orang, tapi ketentuan-Nya menjadi efektif hanya bagi mereka yang dengan kehendak bebas mereka sendiri memilih untuk bekerja sama dengan Dia dan menerima tawaran anugerah-Nya.  Point pentingnya adalah kehendak manusia memegang peranan yang menentukan, sehingga manusia, bukan Tuhan, yang akan menentukan penerima anugerah keselamatan.






DAFTAR PUSTAKA

Baan, G. J..  Tulip, Lima Pokok Calvinisme.  Surabaya: Momentum, 2009.
Berkhof, Louis.  Teologi Sistematika 4, Doktrin Keselamatan.  Jakarta: LEmbaga Reformed Injili Indonesia, 1997.
Enns, Paul.  The Moody Handbook of Theology, Volume 2.  Malang: Literatur SAAT, 2004.
Erickson, Millard J..  Teologi Kristen, Volume 3.  Malang: Gandum Mas, 2004.
Greg Gibson.  Calvinisme, Arminianisme, Apakah itu?.  Artikel Online.  Diambil dari JesusSaidFollowMe.org.  Diakses 20 April 2015.
Jonge, Christian De.  Apa Itu Calvinisme.  Jakarta:  PT BPK Gunung Mulia, 1998.
Oscar B. Mink, Humanisme Dari Arminianisme.  Artikel Online.  Diambil dari www.pbministries.org
Palmer, Edwin H.. Lima Pokok Calvinisme, diterjemahkan oleh Elsye.  Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1996.
Rev Eric Kampen.  Arminianisme Sebuah Injil Lain?”.  Artikel Online  Diambil dari www.mountainretreatorg.net.  Diakses 20 April 2015
Steven Houck.  Kristus dari Arminianisme(Freewillism)”.  Artikel Online.  Diambil dari www.reformedspokane.org.  Diakses 20 April 2015.
Thiessen, Hendry C..  Teologi Sistematika.  Malang: Gandum Mas.  1992.


[1]  Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Volume 2,  (Malang: Literatur SAAT, 2004), 103.
[2] Ibid. 103-104.
[3] Dankbar, W. F.,  Calvin. Djalan Hidup dan Karjanja, (Djakarta:  Badan Penerbit Kristen, 1967), 40-50.
[4]  Enns, 117.

No comments:

Post a Comment

Ketika Firman kita ucapkan pada setiap keadaan itu, kita menghadirkan Allah kedalamnya

  Yohanes 1:1-5 "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segalah s...

Popular Posts