Defenisi
Sel
adalah bagian atau bentuk terkecil dari organisme, terdiri atas satu atau lebih
inti, protoplasma, dan zat-zat yang dikelilingi oleh selaput sel.[1] Seperti halnya sel-sel individu yang
bergabung untuk membentuk tubuh manusia, demikian pula sel-sel di dalam gereja
membentuk tubuh Kristus. Artinya tubuh
Kristus terbentuk karena adanya kelompok-kelompok sel yang dibentuk terlebih
dahulu. [2]
setiap sel biologis bertumbuh dan
memproduksi dirisampai terbagi menjadi dua sel.
Paket genetic total yang diterima sebagian dari induknya dibangun
kembali di dalam setiap sel anak.[3]
Hal ini juga akan terjadi di dalam
gereja yang sehat..
Kelompok sel dapat juga disebut
sebagai kelompok yang memiliki hubungan yang istimewa. Terjadinya hubungan istimewa[4]
di dalam kelompok sel dikarenakan setiap anggota kelompok dapat mengenal lebih
dekat satu dengan yang lain. Jadi kelompok
sel merupakan sebuah ibadah persekutuan yang diperuntukan kepada Allah dan
sesama, dimana setiap anggota dalam kelompok sel dapat saling melayani dengan
didasarkan pada hubungan yang harmonis serta kepedulian satu dengan yang lain.[5]
Tujuan
Kelompok Sel
Berdasarkan pemahaman strategis, muncul beberapa tujuan
strategi kunci ini sekaligus merupakan keunggulan sel.
- Saling memperhatikan.[6]
Hal yang paling sulit dialami dalam ibadah raya ialah
saling mempedulikan. Dalam sel yang
sehat, Kristus bekerja memberkati setiap anggota, sehingga setiap orang
menerima dan memiliki hidup Kristus, saling mengasihi dengan kasih Kristus,
saling menolong, dan saling membantu (Efesus 4:1-6). Di dalam kelompok sel yang sehat, Kristus
memerintah, Roh Kudus bekerja, kasih-Nya mengalir dan dialami oleh setiap
orang. Dalam kelompok sel yang sehat,
Allah bekerja, sehingga kesatuan sejati dan kesehatian yang tulus (Kisah Para
Rasul 3:32a) terwujud tanpa kemunafikan. Inilah yang menunjang pertumbuhan rohani
setiap anggota, saling menguatkan untuk membawa kasih itu kepada orang lain.
- Penjangkauan keluar.[7]
Pertumbuhan rohani yang sehat tidak dapat dipisahkan dari
upaya untuk mengasihi yang terhilang dalam dosa. Sebaliknya, kasih Kristus yang dialami dalam
kelompok sel adalah dorongan kuat untuk menjangkau jiwa bagi Tuhan. Tugas ini dapat dikerjakan oleh setiap
orang, tetapi akan lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok sel. Dalam kelompok sel setiap orang
didoakan, disiapkan, dan dilatih untuk diutus keluar menjangkau orang yang
belum percaya bagi Allah sebagai bukti pekerjaan Kristus dalam hidupnya. Orang Kristen baru itu tidak merasakan kasih
Kristus, dan tidak menemukan hal yang berbeda dengan keadaan di dunia sekuler,
bila orang dalam persekutuan Kristen tidak saling mengasihi. Akibatnya, ia sulit bertahan hidup
dalam kelompok seperti itu dan mencari kelompok lain yang dapat menolong
pertumbuhan imannya. Hal ini tidak dapat ditemukan dalam
penginjilan secara pribadi (Pengkhotbah 4:9-12, Matius 16:19-20).
- Mengembangkan karunia rohani.[8]
Berdasarkan kebenaran Firman Tuhan, setiap orang yang
sudah bertobat, menerima Kristus dan dilahirkan kembali, memiliki Roh Kudus
(Efesus 1:13-14). Roh Kudus itulah yang membagikan
karunia bagi setiap orang percaya (Kisah Para Rasul 2:38; 1Korintus 12:4-13). Bila kita jujur, banyak orang percaya
hidup bertahun-tahun, tanpa mengetahui dengan jelas karunia apa yang
dimilikinya, walaupun telah bertobat. Itulah
sebabnya, ia tidak bertumbuh secara sehat dan kurang giat dalam pekerjaan
Tuhan. Hal lain yang sangat disayangkan, yaitu tidak
semua orang percaya diberdayakan bagi kemajuan gereja Tuhan.
- Mempersiapkan gereja di masa sulit.[9]
Bila orang tidak diajarkan secara sistematis dan tidak
dilatih untuk melayani menurut karunianya, imannya mudah goyah. Itulah
sebabnya, bila datang tantangan iman, mereka mudah menjadi lemah dan berbalik
kepada kepercayaan yang sia-sia. Kelompok sel
bukan hanya mempersiapkan orang Kristen agar hidup dalam anugerah Allah, tetapi
juga menolong orang Kristen agar dapat bertahan terus di masa-masa sulit sebab
tidak bergantung pada gedung tertentu.
Cara Memulai Kelompok
Sel
Visi Seorang Gembala
Sebuah
kepemimpinan yang baik tidak terlepas dari adanya visi yang jelas dan kuat yang
mendasarinya, serta membutuhkan suatu fokus ke arah pemenuhan visi
tersebut. Untuk mendapatkan sebuah visi,
seorang gembala sidang harus begumul dalam doa, merenungkan Firman Allah dan
berpuasa. Seorang Gembala Sidang yang
tidak memiliki visi tidak akan dapat menjalankan kelompok sel yang berhasil. Seorang Gembala Sidang harus memiliki visi
yang jelas dan kuat, sehingga kelompok sel dapat dimulai.
Pemimpin
Kelompok
Keberadaan
pemimpin kelompok sangat penting untuk memulai kelompok sel. Sebab keberadaan pemimpin kelompok memberikan
sumbangsi bagi kelompok maupun bagi gereja lokal.
Seorang pemimpin kelompok sel bukanlah seorang yang baru berobat.
Pertemuan
Dalam Sel
Tujuan umum setiap pertemuan adalah
untuk mencapai kebenaran seperti yang tertulis dalam Matius 22:37-40. Inti kebenaran yang menjadi tujuan utama
dalam setiap pertemuan sel agar “orang menikmati kasih Allah dan Kemudian
mengasihi Allah melalui mengasihi sesama.”
Agenda Pertemuan
Ada
empat unsur utama dalam setiap pertemuan sel.
Keempat unsur ini disebut “Program 4P” yaitu:[10]
Persekutuan-Membangun
Keterbukaan.
Pencarian suasana untuk membangun
keterbukaan: 10 – 15 Menit.[11] Tujuan persekutuan adalah mendobrak kekakuan
dengan cara: Membimbing setiap orang pada fokus utama sel; Mempererat hubungan
antar pribadi; Membangun interaksi dari yang dangkal kepada yang lebih mendalam
untuk mempererat hubungan antar anggota.
Tujuan ini dapat dicapai dengan
beberapa cara yaitu: memperkenalkan identitas,bagi kelompok atau orang yang
baru; membuat sebuah permainan sederhana yang menciptakan peran serta semua
anggota; berbagi beban pribadi,
khususnya bagi kelompok yang sering bertemu;
kreativitas pemimpin berperan dalam menggerakkan peran serta dan
keterbukaan.
Penyembahan-Membangun
Sebuah Pujian
Membangun sebuah pujian selama 15-20
menit. Bila perhatian orang sudah
disatukan, maka mereka telah siap masuk hadirat Tuhan dengan segenap hati dan siap
menyukakakan Allah. Tujuan penyembahan
yang benar haruslah: membangun
komunikasi vertikal untuk masuk ke hadirat Allah; membangun komunikasi horizontal untuk
menikmati persekutuan dalam tubuh Kristus;
membangun komunikasi internal dengan meninggalkan sifat ragu-ragu, malu,
rasa rendah diri, dan lain-lain, mampu membuka hati dengan tulus kepada sesama.
Pedoman bagi pemimpin penyembahan: ia
adalah seorang penyembah dan lebih dahulu menjadi teladan dalam menyembah; seorang fasilitator yang mampu mengarahkan
hati orang kepada Allah; seorang yang terlatih, mengatur waktu dengan baik dan
menguasai lagu dengan baik. Perkah
terhadap pimpinan Roh Kudus dan kreatif;
seorang yang banyak berdoa dan menyiapkan diri bagi pelayanan penyembahan.
Penerapan
Firman Tuhan-Membangun Sikap
Berlangsung selama 25-30 menit. Ini adalah
pengajaran dimana Allah Allah bekerja dengan Roh-Nya untuk mengubah konsep hidup
lama kearah
yang lebih sesuai dengan
kehendak-Nya. Dalam hal ini setiap
anggota dalam sel terus mengalami perubahan rohani, iman dikuatkan sehingga
lebih terdorong melayani sesama.
Tujuan penerapan firman Tuhan: Agar
orang mengizinkan Tuhan berbicara; agar berlangsung belajar secara efektif yang
memungkinkan terjadinya perubahan tata nilai;[12] saling melayani.[13]
Pengutusan
Penginjilan-Tekat Memenangkan Jiwa
Ini berangsung 10-15 menit. Tujuannya adalah: untuk mengakhiri pertemuan
sel dengan fokus
pada penjangkauan keluar; Supaya setiap
anggota sel bertanggung jawab terhadap pelayanan.
Tiga
Bentuk Cara Belajar Firman Tuhan
- Bentuk Belajar Koknitif
Mengacu
pada asimilasi pengetahuan, yaitu perhatian dipusatkan pada hal
mengetahui. Kebenaran Firman Tuhan
disampaikan sebagai yang mengisi pikiran agar kebenaran itu menyinari semua
konsep pikiran yang salah dan diperbiaki dengan konsep yang benar.
- Bentuk belajar afektif
Mengacu
pada perubahan nilai-nlai hidup, yaitu setelah kebenaran disampaikan,
dibutuhkan seorang fasilitator yang secara efektif dapat mengubah onsep lama
yang tersimpan di mabang bawah sadar, yang menjadi norma pengambilan keputusan.
- Bentuk Belajar Psikomotorik
Mengacu
pada keterampilan melakukan kebenaran.
Orang dibimbing untuk menerapkan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan
mereka.
Pelatihan
Dalam Kelompok Sel
Jenis-jenis
pelatihan yang disarankan:
Semua pelatihan Khusus bagi para
pemimpin sel dalam gereja meliputi:
- Bidang pembentukan karakter
·
Mengadakan lokakarya
penyusunan bahan secara induktif. Ini
akan meningkatkan daya serap yang lebih mendalam menggali kebenaran firman
Tuhan yang akan sangat berguna dalam menyusun pertanyaaan isimulasi. Seorang hanba Tuhan yang mampu dalam analisis
firman Tuhan dapat diundang
·
Mengadakan seminar
tentang peranan pujian dan penyembahan
·
Mengadakan seminar doa
atau mendorong engikuti seminar doa oleh badan interdemnomimnasi seperti
jaringan doa
·
Jenis pelatihan lain
yanag dapat mningkatkan karakter sesuai kebutuhan, terutama dalam meningkatkan
pengetahuan Alkitab para pemimpin.
- Pelatihan dibidang penginjilan
·
Pelatihan penginjilan
pribadi.
·
Seminar tentang
penginjilan kontekstual
·
Pelatihan yang lebih
mendalam tentang piramida penginjilan.
Gambar Piramida
Penginjilan:[14]
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
Sebelum
menjadi orang Kristen, orang-orang belum percaya berada dalam tahap-tahap yang
berbeda-beda:
TAHAP 5: TIDAK MENYADARI[15]
Orang seperti
ini belum diselamatkan dan belum menyadari makna kematian dan kebangkitan
Kristus baginya. Mereka beranggapan
bahwa jalan menjadi orang Kristen ialah perbuatan baik.
TAHAP 4: TIDAK MENERIMA[16]
Orang dalam tahap ini benyak
memiliki pemahaman yang salah tentang kekristenan. Oleh sebab itu, mereka memerlukan pengajaran
dan pemahaman yang benar tentang kekristenan melalui penginjilan yang biasanya
melalui pembagian traktat dan lainnya.
TAHAP 3: KELOMPOK BERBAGI RASA ATAU
SARANA[17]
Mereka mulai tertarik apda
nilai-nilai kekristenan dan rasa ingin tahu lebih besar tentang
kekristenan. Oleh sebab itu, pendekatan
dengan metode persahabatan yang intim untuk menyampaikan Injil sangat
diperlukan.
TAHAP 2: PENDALAMAN ALKITAB[18]
Ajaran kekristenan semakin
dimengerti, namun mereka belum menerimanya.
Mungkin karena rasa enggan dan rasa takut dengan keluarga, atau ada
beban mental lainnya. Oleh sebab itu,
kesaksian peribadi dari seorang Kristen dan pendalaman Alkitab sangat menolong
dia untuk menerima nilai-nilai dan ajaran kekristenan.
TAHAP 1: KOMITMEN[19]
Mereka mulai menerima ajaran Kristen
dan berkomitmen didalamnya. Ini
merupakan tahap awal mereka bertumbuh di dalam kekristenan.
Kurikulum Gereja Sel
Salah satu hal yang penting dalam
kesinambungan pelayanan sel adalah Kurikulum.
Ada pandangan yang berbeda tentang perlunya bahan yang digunakan dalam
setiap tingkatan. Ada yang beranggapan
bahwa bahan yang digunakan kurang
penting.[20] Ada
pandangan yang beranggapan bahwa perlu ada bahan yang digunakan sesuai
tingkatan pengertian dari setiap kelompok.
Bahan
yang digunakan dapat dibedakan sbb:
1. Bahan
dari khotbah gembala pada minggu pagi atau
bahan yang disediakan oleh
staf gereja lokal
2. Bahan yang
dapat diambil dari salah satu
seri bahan yang telah dsiapkan oleh
para hamba Tuhan yang dapat ditemukan di toko-toko
Kristen.
Kesimpulan
Kelompok sel
sangat penting bagi pertumbuhan gereja. Selain pertumbuha gereja,
pertumbuhan kerohanian jemaaat juga dapat dimaksimalkan melalui kelompok
sel. Hubungan di antara jemaat juga
dapat menjadi lebih erat di dalam kelompok sel.
Harus diperhatikan bahwa kelompok
sel tidak hanya dibentuk begitu saja tetapi perlu adanya persiapan yang
matang. Terutamadari seorang gembala,
harus memiiliki visi dan misi yang jelas tentang kelompok selnya. Selain itu kejelasan dari program dan kurikulum
dalam sel juga harus dipersiapkan dengan matang. Perlu juga adanya pelatihan-pelatihan bagi
pemimpin kelompok supaya kelompok sel dapat berjalan dengan baik.
Dari itu bentuklah kelompok sel yang
benar-benar anggotanya takut akan Tuhan dan kerohaniannya bertumbuh agar
kelompok sel itu membuat gerejanya bertumbuh kerohaniannya lebih dalam lagi
kepada Tuhan Yesus.
cdx
DAFTAR
PUSTAKA
-,
“Tujuan Pelayanan Sel.” Artikel
Online. Diambil dari http://misi.sabda.org/tujuan_pelayanan_sel. Internet.
Diakses Kamis 27 November 2014
Comiskey,
Joel. Ledakan Kelompok Sel, diterjemahkan oleh Vieralisa. Jakarta:
Metanoia, 1998.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia : Pusat Bahasa Edisi Ke Empat, s.v,
“Sel” oleh Departemen Pendidikan Nasional.
P.
Tuhumury, Strategi Pelayanan Sel,
(Bandung: Yayasan kalam Hidup, 2001.
Silaban,
Agustiawan. Kelompok Keluarga Allah
(Kelompok Sel) GSJA Ebenhaser Ambengan dan Sumbangsinya Terhadap Pertambahan
Anggota Jemaat, S.Th., Skripsi. STT Satiabhakti, Malang, 2012.
Wanger, C.
Peter. Gereja Saudara Dapat Bertumbuh.
Malang: Gandum Mas, 1990.
[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat
Bahasa Edisi Ke Empat, s.v,
“Sel” oleh Departemen Pendidikan Nasional.
[3] Ibid,
dikutip dari “The American Heritage Dictionary of The English Language, Third
Edition” By Houghton Mifflin Co.
[5] Agustiawan
Silaban, Kelompok Keluarga Allah
(Kelompok Sel) GSJA Ebenhaser Ambengan dan Sumbangsinya Terhadap Pertambahan
Anggota Jemaat, (S.Th., Skripsi. STT Satiabhakti, Malang, 2012), 11-12.
[6] -, “Tujuan Pelayanan Sel” [artikel Online], diambil
dari http://misi.sabda.org/tujuan_pelayanan_sel,
internet, diakses Kamis 27 November 2014.
Artikel ini merupakan ringkasan dari buku P. Tuhumury, Strategi Pelayanan Sel, (Bandung:
Yayasan kalam Hidup, 2001),
[7] Ibid.
[8] Ibid
[9] Ibid.
[11] Ini sebenarnya adalah
kegiatan yang perlu didahulukan untuk menciptakan suasana kasih persaudaraan
dan ketulusan antar setiap anggota
[12] Firman yang
dipelajari bukan untuk didengar tetapi untuk dipraktekkan. Konsep yang lama yang keliru harus diubah
sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan yang telah dipelajari.
[13] Dalam sel, stiap
orang belajar Firman Tuhan bukan bagi dirinya sendiri saja, tetapi untuk saling
menolong diantara mereka, sebagai persiapan melayani orang lain.
[14] P. Tuhumury, Strategi Pelayanan Sel, (Bandung: Yayasan
kalam Hidup, 2001), 52.
[15] Ibid, 53.
[16] Ibid.
[17] Ibid.
[18] Ibid.
[19] Ibid.
No comments:
Post a Comment