Friday, August 28, 2015

KELOMPOK SEL

Defenisi
Sel adalah bagian atau bentuk terkecil dari organisme, terdiri atas satu atau lebih inti, protoplasma, dan zat-zat yang dikelilingi oleh selaput sel.[1]  Seperti halnya sel-sel individu yang bergabung untuk membentuk tubuh manusia, demikian pula sel-sel di dalam gereja membentuk tubuh Kristus.  Artinya tubuh Kristus terbentuk karena adanya kelompok-kelompok sel yang dibentuk terlebih dahulu. [2]   setiap sel biologis bertumbuh dan memproduksi dirisampai terbagi menjadi dua sel.  Paket genetic total yang diterima sebagian dari induknya dibangun kembali di dalam setiap sel anak.[3]  Hal ini juga akan terjadi di dalam gereja yang sehat..
            Kelompok sel dapat juga disebut sebagai kelompok yang memiliki hubungan yang istimewa.  Terjadinya hubungan istimewa[4] di dalam kelompok sel dikarenakan setiap anggota kelompok dapat mengenal lebih dekat satu dengan yang lain.  Jadi kelompok sel merupakan sebuah ibadah persekutuan yang diperuntukan kepada Allah dan sesama, dimana setiap anggota dalam kelompok sel dapat saling melayani dengan didasarkan pada hubungan yang harmonis serta kepedulian satu dengan yang lain.[5] 
Tujuan Kelompok Sel
Berdasarkan pemahaman strategis, muncul beberapa tujuan strategi kunci ini sekaligus merupakan keunggulan sel.
  1. Saling memperhatikan.[6]
Hal yang paling sulit dialami dalam ibadah raya ialah saling mempedulikan.  Dalam sel yang sehat, Kristus bekerja memberkati setiap anggota, sehingga setiap orang menerima dan memiliki hidup Kristus, saling mengasihi dengan kasih Kristus, saling menolong, dan saling membantu (Efesus 4:1-6).  Di dalam kelompok sel yang sehat, Kristus memerintah, Roh Kudus bekerja, kasih-Nya mengalir dan dialami oleh setiap orang.  Dalam kelompok sel yang sehat, Allah bekerja, sehingga kesatuan sejati dan kesehatian yang tulus (Kisah Para Rasul 3:32a) terwujud tanpa kemunafikan.  Inilah yang menunjang pertumbuhan rohani setiap anggota, saling menguatkan untuk membawa kasih itu kepada orang lain.
  1. Penjangkauan keluar.[7]
Pertumbuhan rohani yang sehat tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk mengasihi yang terhilang dalam dosa.  Sebaliknya, kasih Kristus yang dialami dalam kelompok sel adalah dorongan kuat untuk menjangkau jiwa bagi Tuhan.  Tugas ini dapat dikerjakan oleh setiap orang, tetapi akan lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok sel.  Dalam kelompok sel setiap orang didoakan, disiapkan, dan dilatih untuk diutus keluar menjangkau orang yang belum percaya bagi Allah sebagai bukti pekerjaan Kristus dalam hidupnya.  Orang Kristen baru itu tidak merasakan kasih Kristus, dan tidak menemukan hal yang berbeda dengan keadaan di dunia sekuler, bila orang dalam persekutuan Kristen tidak saling mengasihi.  Akibatnya, ia sulit bertahan hidup dalam kelompok seperti itu dan mencari kelompok lain yang dapat menolong pertumbuhan imannya.  Hal ini tidak dapat ditemukan dalam penginjilan secara pribadi (Pengkhotbah 4:9-12, Matius 16:19-20).
  1. Mengembangkan karunia rohani.[8]
Berdasarkan kebenaran Firman Tuhan, setiap orang yang sudah bertobat, menerima Kristus dan dilahirkan kembali, memiliki Roh Kudus (Efesus 1:13-14).  Roh Kudus itulah yang membagikan karunia bagi setiap orang percaya (Kisah Para Rasul 2:38; 1Korintus 12:4-13).  Bila kita jujur, banyak orang percaya hidup bertahun-tahun, tanpa mengetahui dengan jelas karunia apa yang dimilikinya, walaupun telah bertobat.  Itulah sebabnya, ia tidak bertumbuh secara sehat dan kurang giat dalam pekerjaan Tuhan.  Hal lain yang sangat disayangkan, yaitu tidak semua orang percaya diberdayakan bagi kemajuan gereja Tuhan.
  1. Mempersiapkan gereja di masa sulit.[9]
Bila orang tidak diajarkan secara sistematis dan tidak dilatih untuk melayani menurut karunianya, imannya mudah goyah. Itulah sebabnya, bila datang tantangan iman, mereka mudah menjadi lemah dan berbalik kepada kepercayaan yang sia-sia.  Kelompok sel bukan hanya mempersiapkan orang Kristen agar hidup dalam anugerah Allah, tetapi juga menolong orang Kristen agar dapat bertahan terus di masa-masa sulit sebab tidak bergantung pada gedung tertentu.

Cara Memulai Kelompok Sel
Visi Seorang Gembala
Sebuah kepemimpinan yang baik tidak terlepas dari adanya visi yang jelas dan kuat yang mendasarinya, serta membutuhkan suatu fokus ke arah pemenuhan visi tersebut.  Untuk mendapatkan sebuah visi, seorang gembala sidang harus begumul dalam doa, merenungkan Firman Allah dan berpuasa.  Seorang Gembala Sidang yang tidak memiliki visi tidak akan dapat menjalankan kelompok sel yang berhasil.  Seorang Gembala Sidang harus memiliki visi yang jelas dan kuat, sehingga kelompok sel dapat dimulai.
Pemimpin Kelompok
Keberadaan pemimpin kelompok sangat penting untuk memulai kelompok sel.  Sebab keberadaan pemimpin kelompok memberikan sumbangsi bagi kelompok maupun bagi gereja lokal.  Seorang pemimpin kelompok sel bukanlah seorang yang baru berobat.
Pertemuan Dalam Sel
            Tujuan umum setiap pertemuan adalah untuk mencapai kebenaran seperti yang tertulis dalam Matius 22:37-40.  Inti kebenaran yang menjadi tujuan utama dalam setiap pertemuan sel agar “orang menikmati kasih Allah dan Kemudian mengasihi Allah melalui mengasihi sesama.”



Agenda Pertemuan
            Ada empat unsur utama dalam setiap pertemuan sel.  Keempat unsur ini disebut “Program 4P” yaitu:[10]
Persekutuan-Membangun Keterbukaan.
            Pencarian suasana untuk membangun keterbukaan: 10 – 15 Menit.[11]  Tujuan persekutuan adalah mendobrak kekakuan dengan cara: Membimbing setiap orang pada fokus utama sel; Mempererat hubungan antar pribadi; Membangun interaksi dari yang dangkal kepada yang lebih mendalam untuk mempererat hubungan antar anggota.
            Tujuan ini dapat dicapai dengan beberapa cara yaitu: memperkenalkan identitas,bagi kelompok atau orang yang baru; membuat sebuah permainan sederhana yang menciptakan peran serta semua anggota;  berbagi beban pribadi, khususnya bagi kelompok yang sering bertemu;  kreativitas pemimpin berperan dalam menggerakkan peran serta dan keterbukaan.
Penyembahan-Membangun Sebuah Pujian
            Membangun sebuah pujian selama 15-20 menit.  Bila perhatian orang sudah disatukan, maka mereka telah siap masuk hadirat Tuhan dengan segenap hati dan siap menyukakakan Allah.  Tujuan penyembahan yang benar haruslah:  membangun komunikasi vertikal untuk masuk ke hadirat Allah;  membangun komunikasi horizontal untuk menikmati persekutuan dalam tubuh Kristus;  membangun komunikasi internal dengan meninggalkan sifat ragu-ragu, malu, rasa rendah diri, dan lain-lain, mampu membuka hati dengan tulus kepada sesama.
            Pedoman bagi pemimpin penyembahan: ia adalah seorang penyembah dan lebih dahulu menjadi teladan dalam menyembah;  seorang fasilitator yang mampu mengarahkan hati orang kepada Allah; seorang yang terlatih, mengatur waktu dengan baik dan menguasai lagu dengan baik.  Perkah terhadap pimpinan Roh Kudus dan kreatif;  seorang yang banyak berdoa dan menyiapkan diri bagi pelayanan penyembahan.
Penerapan Firman Tuhan-Membangun Sikap
            Berlangsung selama 25-30 menit.  Ini adalah pengajaran dimana Allah Allah bekerja dengan Roh-Nya untuk mengubah konsep hidup lama kearah yang lebih sesuai dengan kehendak-Nya.  Dalam hal ini setiap anggota dalam sel terus mengalami perubahan rohani, iman dikuatkan sehingga lebih terdorong melayani sesama.
            Tujuan penerapan firman Tuhan: Agar orang mengizinkan Tuhan berbicara; agar berlangsung belajar secara efektif yang memungkinkan terjadinya perubahan tata nilai;[12]  saling melayani.[13]
Pengutusan Penginjilan-Tekat Memenangkan Jiwa
            Ini berangsung 10-15 menit.  Tujuannya adalah: untuk mengakhiri pertemuan sel dengan fokus pada penjangkauan keluar;  Supaya setiap anggota sel bertanggung jawab terhadap pelayanan.



Tiga Bentuk Cara Belajar Firman Tuhan
  1. Bentuk Belajar Koknitif
            Mengacu pada asimilasi pengetahuan, yaitu perhatian dipusatkan pada hal mengetahui.  Kebenaran Firman Tuhan disampaikan sebagai yang mengisi pikiran agar kebenaran itu menyinari semua konsep pikiran yang salah dan diperbiaki dengan konsep yang benar. 
  1. Bentuk belajar afektif
            Mengacu pada perubahan nilai-nlai hidup, yaitu setelah kebenaran disampaikan, dibutuhkan seorang fasilitator yang secara efektif dapat mengubah onsep lama yang tersimpan di mabang bawah sadar, yang menjadi norma pengambilan keputusan.
  1. Bentuk Belajar Psikomotorik
            Mengacu pada keterampilan melakukan kebenaran.  Orang dibimbing untuk menerapkan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pelatihan Dalam Kelompok Sel
Jenis-jenis pelatihan yang disarankan:
            Semua pelatihan Khusus bagi para pemimpin sel dalam gereja meliputi:
  1. Bidang pembentukan karakter
·         Mengadakan lokakarya penyusunan bahan secara induktif.  Ini akan meningkatkan daya serap yang lebih mendalam menggali kebenaran firman Tuhan yang akan sangat berguna dalam menyusun pertanyaaan isimulasi.  Seorang hanba Tuhan yang mampu dalam analisis firman Tuhan dapat diundang
·         Mengadakan seminar tentang peranan pujian dan penyembahan
·         Mengadakan seminar doa atau mendorong engikuti seminar doa oleh badan interdemnomimnasi seperti jaringan doa
·         Jenis pelatihan lain yanag dapat mningkatkan karakter sesuai kebutuhan, terutama dalam meningkatkan pengetahuan Alkitab para pemimpin.
  1. Pelatihan dibidang penginjilan
·         Pelatihan penginjilan pribadi.
·         Seminar tentang penginjilan kontekstual
·         Pelatihan yang lebih mendalam tentang piramida penginjilan.










Gambar Piramida Penginjilan:[14]


















ORANG BELUM PERCAYA TIPE A
 



1
 




KOMITMEN
 







4. SADAR TERHADAP FIRMAN TUHAN
2 Masalah: KENAL Atau TIDAK KENAL seorang kristen
 






5. TIDAK ADA KESADARAN AKAN INJIL
“Baptis atau Budha – jalan berbeda tujuan sama !”
 


Sebelum menjadi orang Kristen, orang-orang belum percaya berada pada tahap yang berbeda
 
 







           



Sebelum menjadi orang Kristen, orang-orang belum percaya berada dalam tahap-tahap yang berbeda-beda:
TAHAP 5: TIDAK MENYADARI[15]
Orang seperti ini belum diselamatkan dan belum menyadari makna kematian dan kebangkitan Kristus baginya.  Mereka beranggapan bahwa jalan menjadi orang Kristen ialah perbuatan baik.




TAHAP 4: TIDAK MENERIMA[16]
            Orang dalam tahap ini benyak memiliki pemahaman yang salah tentang kekristenan.  Oleh sebab itu, mereka memerlukan pengajaran dan pemahaman yang benar tentang kekristenan melalui penginjilan yang biasanya melalui pembagian traktat dan lainnya.
TAHAP 3: KELOMPOK BERBAGI RASA ATAU SARANA[17]
            Mereka mulai tertarik apda nilai-nilai kekristenan dan rasa ingin tahu lebih besar tentang kekristenan.  Oleh sebab itu, pendekatan dengan metode persahabatan yang intim untuk menyampaikan Injil sangat diperlukan.
TAHAP 2: PENDALAMAN ALKITAB[18]
            Ajaran kekristenan semakin dimengerti, namun mereka belum menerimanya.  Mungkin karena rasa enggan dan rasa takut dengan keluarga, atau ada beban mental lainnya.  Oleh sebab itu, kesaksian peribadi dari seorang Kristen dan pendalaman Alkitab sangat menolong dia untuk menerima nilai-nilai dan ajaran kekristenan.
TAHAP 1: KOMITMEN[19]
            Mereka mulai menerima ajaran Kristen dan berkomitmen didalamnya.  Ini merupakan tahap awal mereka bertumbuh di dalam kekristenan.
Kurikulum Gereja Sel
            Salah satu hal yang penting dalam kesinambungan pelayanan sel adalah Kurikulum.  Ada pandangan yang berbeda tentang perlunya bahan yang digunakan dalam setiap tingkatan.  Ada yang beranggapan bahwa bahan yang digunakan kurang penting.[20]  Ada pandangan yang beranggapan bahwa perlu ada bahan yang digunakan sesuai tingkatan pengertian dari setiap kelompok. 
            Bahan yang digunakan dapat dibedakan sbb:
1.       Bahan dari khotbah gembala pada minggu pagi atau bahan yang disediakan oleh staf gereja lokal
2.       Bahan yang dapat diambil dari salah satu seri bahan yang telah dsiapkan oleh para hamba Tuhan yang dapat ditemukan di toko-toko Kristen. 
Kesimpulan
            Kelompok sel sangat penting bagi pertumbuhan gereja.  Selain pertumbuha gereja, pertumbuhan kerohanian jemaaat juga dapat dimaksimalkan melalui kelompok sel.  Hubungan di antara jemaat juga dapat menjadi lebih erat di dalam kelompok sel.
            Harus diperhatikan bahwa kelompok sel tidak hanya dibentuk begitu saja tetapi perlu adanya persiapan yang matang.  Terutamadari seorang gembala, harus memiiliki visi dan misi yang jelas tentang kelompok selnya.  Selain itu kejelasan dari program dan kurikulum dalam sel juga harus dipersiapkan dengan matang.  Perlu juga adanya pelatihan-pelatihan bagi pemimpin kelompok supaya kelompok sel dapat berjalan dengan baik.
            Dari itu bentuklah kelompok sel yang benar-benar anggotanya takut akan Tuhan dan kerohaniannya bertumbuh agar kelompok sel itu membuat gerejanya bertumbuh kerohaniannya lebih dalam lagi kepada Tuhan Yesus. 

cdx





DAFTAR PUSTAKA

-, “Tujuan Pelayanan Sel.”  Artikel Online.  Diambil dari http://misi.sabda.org/tujuan_pelayanan_sel.  Internet.  Diakses Kamis 27 November 2014

Comiskey, Joel.  Ledakan Kelompok Sel, diterjemahkan oleh Vieralisa.  Jakarta:  Metanoia,  1998.

Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat Bahasa Edisi Ke Empat, s.v, “Sel” oleh  Departemen Pendidikan Nasional.
P. Tuhumury, Strategi Pelayanan Sel, (Bandung: Yayasan kalam Hidup, 2001.

Silaban, Agustiawan.  Kelompok Keluarga Allah (Kelompok Sel) GSJA Ebenhaser Ambengan dan Sumbangsinya Terhadap Pertambahan Anggota Jemaat, S.Th., Skripsi. STT Satiabhakti, Malang, 2012.

Wanger, C. Peter.  Gereja Saudara Dapat Bertumbuh.  Malang: Gandum Mas, 1990.



[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat Bahasa Edisi Ke Empat, s.v, “Sel” oleh  Departemen Pendidikan Nasional.
[2] Joel Comiskey, Ledakan Kelompok Sel, diterjemahkan oleh Vieralisa (Jakarta: Metanoia, 1998),  19

[3] Ibid, dikutip dari “The American Heritage Dictionary of The English Language, Third Edition”  By Houghton Mifflin Co.

[4] C. Peter Wanger, Gereja Saudara Dapat Bertumbuh (Malang: Gandum Mas, 1990), 112.
[5] Agustiawan Silaban,  Kelompok Keluarga Allah (Kelompok Sel) GSJA Ebenhaser Ambengan dan Sumbangsinya Terhadap Pertambahan Anggota Jemaat, (S.Th., Skripsi. STT Satiabhakti, Malang, 2012), 11-12.

[6]  -, “Tujuan Pelayanan Sel” [artikel Online], diambil dari http://misi.sabda.org/tujuan_pelayanan_sel, internet, diakses Kamis 27 November 2014.  Artikel ini merupakan ringkasan dari buku P. Tuhumury, Strategi Pelayanan Sel, (Bandung: Yayasan kalam Hidup, 2001),
[7] Ibid.
[8] Ibid
[9]  Ibid.
[10] P. Tuhumury, Strategi Pelayanan Sel, (Bandung: Yayasan kalam Hidup, 2001), 52.
[11] Ini sebenarnya adalah kegiatan yang perlu didahulukan untuk menciptakan suasana kasih persaudaraan dan ketulusan antar setiap anggota
[12] Firman yang dipelajari bukan untuk didengar tetapi untuk dipraktekkan.  Konsep yang lama yang keliru harus diubah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan yang telah dipelajari.
[13] Dalam sel, stiap orang belajar Firman Tuhan bukan bagi dirinya sendiri saja, tetapi untuk saling menolong diantara mereka, sebagai persiapan melayani orang lain.
[14] P. Tuhumury, Strategi Pelayanan Sel, (Bandung: Yayasan kalam Hidup, 2001), 52.
[15] Ibid, 53.
[16] Ibid.
[17] Ibid.
[18] Ibid.
[19] Ibid.
[20]  Ibid, 56.

No comments:

Post a Comment

Ketika Firman kita ucapkan pada setiap keadaan itu, kita menghadirkan Allah kedalamnya

  Yohanes 1:1-5 "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segalah s...

Popular Posts